Prosesi Pernikahan Adat Gorontalo

Kamis, 17 September 2009

Pemirsa Batavusqu yang berbudi

Pernikahan Adat Gorontalo ini perlu di lestarikan, karena mengandung nilai–nilai budaya yang tinggi. Adat Gorontalo ini semakin hari semakin terkontaminasi dengan perubahan zaman. Terlihat dimana–mana pernikahan di Gorontalo tanpa melewati lagi prosesi adat gorontalo. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya, banyak pemuda zaman sekarang yang enggan mempelajari adat pernikahan gorontalo. Sehingga warisan leluhur ini semakin terlupakan, karena tidak adanya regenerasi penerus Adati lo Hulondhalo.

gorontaloPernikahan Adat Gorontalo memiliki ciri khas tersendiri. Karena penduduk Provinsi Gorontalo memiliki penduduk yang hampir seluruhnya memeluk agama Islam, sudah tentu adat istiadatnya sangat menjunjung tinggi kaidah-kaidah Islam. Untuk itu ada semboyan yang selalu dipegang oleh masyarakat Gorontalo yaitu, “Adati hula hula Sareati–Sareati hula hula to Kitabullah” yang artinya, Adat Bersendikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah. Pengaruh Islam menjadi hukum tidak tertulis di Gorontalo sehingga mengatur segala kehidupan masyarakatnya dengan bersendikan Islam. Termasuk adat pernikahan di Gorontalo yang sangat bernuansa Islami. Prosesi pernikahan dilaksanakan menurut Upacara adat yang sesuai tahapan atau Lenggota Lo Nikah. Tahapan pertama disebut Mopoloduwo Rahasia, yaitu dimana orang tua dari pria mendatangi kediaman orang tua sang wanita untuk memperoleh restu pernikahan anak mereka. Apabila keduanya menyetujui, maka ditentukan waktu untuk melangsungkan peminangan atau Tolobalango.Tolobalango adalah peminangan secara resmi yang dihadiri oleh pemangku adat Pembesar Negeri dan keluarga melalui juru bicara pihak keluarga pria atau Lundthu Dulango Layio dan juru bicara utusan keluarga wanita atau Lundthu Dulango Walato, Penyampaian maksud peminangan dilantunkan melalui pantun-pantun yang indah. Dalam Peminangan Adat Gorontalo tidak menyebutkan biaya pernikahan (Tonelo) oleh pihak utusan keluarga calon pengantin pria, namun yang terpenting mengungkapkan Mahar atau Maharu dan penyampaian acara yang akan dilaksanakan selanjutnya.

Pada waktu yang telah disepakati dalam acara Tolobalango maka prosesi selanjutnya adalah mengantar harta atau antar mahar, didaerah gorontalo disebut Depito Dutu yang terdiri dari 1 paket mahar, sebuah paket lengkap kosmetik tradisional Gorontalo dan kosmetik modern, ditambah seperangkat busana pengantin wanita, serta bermacam buah-buahan dan bumbu dapur atau dilonggato.

Semua mahar ini dimuat dalam sebuah kendaraan yang didekorasi menyerupai perahu yang disebut Kola–Kola. Arak-arakan hantaran ini dibawa dari rumah Yiladiya (kediaman/ rumah raja) calon pengantin pria menuju rumah Yiladiya pengantin wanita diringi dengan gendering adat dan kelompok Tinilo diiringi tabuhan rebana melantunkan lagu tradisional Gorontalo yang sudah turun temurun, yang berisi sanjungan, himbauan dan doa keselamatan dalam hidup berumah tangga dunia dan akhirat.

Pada malam sehari sebelum Akad Nikah digelar serangkaian acara malam pertunangan atau Mopotilandahu. Acara ini diawali dengan Khatam Qur’an, proses in bermakna bahwa calon mempelai wanita telah menamatkan atau menyelesaikan mengajinya dengan membaca ‘Wadhuha’ sampai Surat Lahab. Dilanjutkan dengan Molapi Saronde yaitu tarian yang dibawakan oleh calon mempelai pria dan ayah atau wali laki-laki. Tarian ini menggunakan sehelai selendang. Ayah dan calon mempelai pria secara bergantian menarikannya, sedangkan sang calon mempelai wanita memperhatikan dari kejauhan atau dari kamar.

Bagi calon mempelai pria ini merupakan sarana menengok atau mengintip calon istrinya, istilah daerah Gorontalo di sebut Molile Huali. Dengan tarian ini calon mempelai pria mecuri-curi pandang untuk melihat calonnya. Saronde dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu Tulunani yang disusun syair-syairnya dalam bahasa Arab yang juga merupakan lantunan doa-doa untuk keselamatan.

Lalu sang calon mempelai wanita ditemani pendamping menampilkan tarian tradisional Tidi Daa atau Tidi Loilodiya. Tarian ini menggambarkan keberanian dan keyakinan menghadapi badai yang akan terjadi kelak biila berumah tangga. Usai menarikan Tarian Tidi, calon mempelai wanita duduk kembali ke pelaminan dan calon mempelai pria dan rombongan pemangku adat beserta keluarga kembali ke rumahnya.

Keesokan harinya Pemangku Adat melaksanakan Akad Nikah, sebagai acara puncak dimana kedua mempelai akan disatukan dalan ikatan pernikahan yang sah menurut Syariat Islam. Dengan cara setengah berjongkok mempelai pria dan penghulu mengikrarkan Ijab Kabul dan mas kawin yang telah disepakati kedua belah pihak keluarga. Acara ini selanjutnya ditutup dengan doa sebagai tanda syukur atas kelancaran acara penikahan ini.

Footnote :
Bagi anda yang berencana menikah dengan Adat Gorontalo (Adati lo Hulodhalo) atau Adat Limboto (Adati Lo Limutu) sebaiknya untuk yang wanita harus pandai membaca Al-Qur’an dan menari Tidi sedangkan untuk yang pria harus bisa membawakan tari Molapi Saronde.

Daftar Pustaka : Pernikahan Adat Gorontalo oleh hendryan nugraha

Sumber asli

31 pemikiran pada “Prosesi Pernikahan Adat Gorontalo

  1. Sahabatku, ada semangat berbagi di dadamu
    Dan aku kagum itu

    postingan yg kau publish pun bukanlah sampah
    Melainkan ilmu yang kau tebarkan pada semua kawan

    Salam takjim dari Sang Sahaja 🙂

  2. haddiirrrrrr….

    Meniti ramadhan mengurai khilaf…
    Mengharap tiada tersisa khilaf dan dosa…
    Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Syiyamana Wa Shiyamakum…
    Selamat Hari Raya Idul Fitri Sahabatku sayang…
    Mohon Maaf lahir dan batin….

    cu….

  3. Yep

    Ada rencana menulis adat pernikahan semua suku ngak Mas ?
    Bingung aku, darimana data-data tentang pernikahan adat ini ya ? komplit banget 🙂

  4. Langit lebaran telah dibentangkan
    bumi lebaran telah dihamparkan
    kudoakan hatimu seluas langit dan bumi
    cukup untuk menampung dan mengampuni
    semua tindakanku padamu yang menyakiti

    Idul fitri telah menghampiri
    para pecinta Tuhan sejati
    yang sebulan memberi bukti
    dengan amalan tanda berbakti
    pada Ilahi yang Mahasuci
    Mohon dirimu sudi melengkapi
    dengan mengampuni segala salah
    yang kuperbuat selama ini

    ruanghati.com

  5. alfia

    aku rencananya mw nikah sama org gorontallo. tapi bingung, ak kan dari jawa jadi adat org jawa juga ribet, ntar kalo digabung sama adat gorontallo tmbah ruwet banget kayaknya, solusinya gmana yah????????

  6. Ping-balik: Upacara Adat Rambu Solo « Batavusqu

  7. Andin

    Hai Tiwi saya doakan acara nikahnya dk seruwet yang dibayangkan kalo dah baca tulisan ini. Pelaksanaan prosesi adat lengkap spti diatas biasanya dilaksanankan oleh bangsawan Gorontalo,.. kalo calon anda adalah keturunan bangsawan (ketahuan dari marganya) prosesi ini harus dilakukan semuanya tidak ada yang di lewati ,.. tpi ada yang mau sederhana,.. sehingga upacara malam pertunangan di lewati,yaitu yang ada prosesi menari TIDI oleh calon wanita dan MOLAPI SARONDE oleh pengantin pria.. jadi terserah,..deh

    buat bung yang nulis artikel ini saya salut pada anda..

  8. momy hunowu

    harusnya tahapan pernikahan seperti itu, tapi dewasa ini, ada beberapa tahapan yang dilangkahi sebagai bentuk penyesuaian dengan kondisi jaman yg kian mengglobal…..

  9. bapumu

    dia’a video lio toma’o ma a’andulu loma’o ti blog,,,… anu mo hama , hama mai nga’amila budaya lio ja po hama stngah- stngah,,, sama juga bohong bro’,,…
    lo mrah tima’o email ola’u,,…. abidzar@gmail.com jng cuma jg b ambe p org p blog,,…

Tinggalkan Balasan ke Tiwi Batalkan balasan