Sahabat, selagi belum mendapat ide yang baru, dan selagi ada postingan yang belum selesai perkenankan penulis menyajikan lanjutannya demi sebuah pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis, dan semoga pula berguna bagi sahabat dan pemirsa batavusqu.
Untuk memberikan pemahaman kepada para sahabat dan pemirsa yang baru saja bergabung tentang postingan ini silahkan ncang-ncing-nyak-babe, melihat sajian sebelumnya.
3. Kelengkapan Tepak Sirih
Komponen yang melengkapi tepak sirih terdiri atas combol, bekas sirih, kacip, gobek, celepa, ketur, dan bujam epok. Tetapi pada saat ini, bujam epok sudah jarang dipakai sebagai peralatan pelengkap tepak sirih. Sedangkan combol diisi dengan pinang, gambir, tembakau, cengkih, dan kapur.
a. Cembul
Cembul merupakan komponen tepak sirih yang berjumlah empat atau lima buah, untuk menyimpan pinang, kapur, gambir, tembakau, dan bunga cengkih. Cembul berbentuk bulat dan bertutup, pada bagian bawah datar agar dapat diletakkan dengan baik. Biasanya cembul untuk kapur berbentuk silinder atau agak berbeda dengan yang lain. Cembul dibuat dari bahan logam seperti tembaga, perak, atau berlapis emas. Agar lebih indah, pada bagian luar dan tutup cembul dihias dengan ukiran berbagai corak seperti bunga petola, sirih emas, daun candik kacang, tampuk manggis, bunga melur, dan motif-motif lain sesuai dengan kreasi dan kemahiran tukang ukir. Pada saat ini, motif ukiran sudah berkembang mengikuti zaman dan cita rasa orang, sehingga banyak dijumpai cembul dengan corak grafis serta objek tertentu dan corak-corak budaya yang lain.
b. Bekas Sirih
Komponen Tepak Sirih (bekas sirih)
Ada kalanya sirih tidak dimasukkan menjadi satu ke dalam tepak sirih, tetapi ditempatkan tersendiri dalam bekas sirih. Bekas sirih biasanya dibuat dari logam atau perak, walaupun ada juga yang terbuat dari gading gajah. Agar bekas sirih tampak cantik, ada kalanya disalutkan emas dan diukir dengan berbagai corak ukiran Melayu seperti awan larat, bunga kundur, bunga ketang guri, bunga petola, pucuk rebung, ukiran tebuk, dan corak-corak lain. Untuk menambah keindahan, pada bagian badan dan di sekeliling mulutnya dibuat berlekuk-lekuk. Bekas sirih berbentuk pipih, dengan bagian mulut (atas) agak lebar dan sedikit menguncup di bagian bawah. Ukuran bekas sirih pada umumnya sekitar 8 cm pada bagian mulut, 6 cm pada bagian bawah, dan tinggi 10 cm.
c. Kacip
Kacip berupa alat yang berfungsi seperti pisau pemotong terdiri atas bilah tajam yang dapat bergerak di bagian atas dan bagian tumpul yang kokoh pada bagian bawah. Kacip digunakan untuk memotong atau mengiris buah pinang, atau obat-obat tradisional yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan.
Kacip dibuat dari logam keras, namun ada juga yang dibuat dari tembaga atau perak sehingga tidak hanya berfungsi sebagai pemotong melainkan juga sebagai peralatan yang indah. Kacip dibuat dalam berbagai ukuran, antara 10 cm hingga 22 cm, walaupun ada juga yang berukuran lebih dari itu. Pada dasarnya bentuk kacip serupa, yaitu terdiri atas dua bilah mata yang bertaut dan mempunyai hulu atau tangkai pada kedua bilahnya.
Ragam hias pada bagian hulu dan badan kacip amat unik, ada kalanya menyerupai kepala binatang seperti kuda, kerbau, gajah, monyet, burung, ayam, manusia, atau dewa-dewa. Terdapat juga kacip yang diukir dengan motif flora pada tangkai dan badannya dengan menggunakan salutan perak atau emas. Kacip juga dikenal sebagai kacip ‘jantan‘ dan ‘betina‘, walaupun ada juga yang tidak jelas jenisnya dengan bentuk segi atau kebulat-bulatan.
Masyarakat Melayu menamakan alat pemotong ini kacip, sementara di Bali masyarakat menamakannya caket. Di negeri Deccani (India), Kannada (Karnataka) alat ini disebut adakottu, sedangkan di Marathi (Maharastra) dinamakan adekitta, walaupun banyak juga yang lebih mengenalnya dengan nama serota. Masyarakat Bengali menamakan alat ini yanti, sedangkan orang Gujarat menyebutnya sudi atau sudo. Di Sri Langka, kacip disebut gire atau giraya.
Di dalam tepak sirih, kacip disusun bersebelahan dengan daun sirih yang tersusun rapi. Kacip merupakan perkakas penting selain gobek untuk melengkapi keserasian sebuah tepak sirih.
Kacip juga dijadikan sebagai perkakas penting dalam perbagai upacara adat resam Melayu. Dalam adat “melenggang perut”, kacip digunakan sebagai persyaratan yang harus ada. Ketika bayi baru lahir, kacip diletakkan di bagian atas kepala atau di bawah bantal pada saat si bayi tidur. Ada kepercayaan, bahwa kacip akan menjauhkan bayi dari segala macam gangguan makhluk halus.
d. Gobek
Gobek terbuat dari logam dan terdiri atas dua komponen. Komponen pertama berbentuk silinder yang berlubang di bagian tengahnya. Pada bagian ujung, silinder ini ditutup dengan sumbat kayu dengan ukuran yang sama besarnya dengan lubang silinder. Komponen ini disebut ibu gobek. Komponen yang satu lagi dinamakan anak gobek, memiliki ukuran yang lebih kecil, terdiri atas besi padu yang di bagian ujungnya berbentuk seperti mata kapak serta mempunyai hulu di bagian pangkalnya. Pada bagian ibu dan hulu anak gobek diukir dengan berbagai corak yang menarik, sesuai dengan budaya setempat. Alat ini berfungsi seperti antan dan lesung. Daun sirih yang telah dilengkapi dengan pinang, gambir, kapur, dan cengkih dimasukkan ke dalam gobek dan ditumbuk hingga lumat. Setelah lumat, tutup kayu di ujung silinder didorong dengan anak gobek, sehingga bisa dikeluarkan dan siap dimakan. Gobek dipakai oleh para nenek yang sudah tidak mempunyai gigi dan tidak bisa lagi mengunyah sirih.
e. Ketur
Ketur adalah tempat untuk berludah. Sirih yang dimakan dengan kapur, gambir, dan pinang akan menghasilkan ludah yang berwarna merah, pekat, dan kotor, sehingga orang yang makan sirih harus sering meludah.
Komponen Tapak Sirih Ketur
Ketur berbentuk seperti labu sayung, dengan bagian mulut agak lebar berkeluk-keluk atau bulat seperti pinggan makan, menggelembung di bagian tengah serta mempunyai kaki yang berbentuk setengah bola. Tetapi ada kalanya, bekas kaleng yang terbuat dari seng atau timah dipakai sebagai ketur. Ketur yang khusus dibuat untuk tempat berludah biasanya dibuat dari tembaga.
Tinggi ketur antara 20 cm hingga 25 cm, cukup berat karena terbuat dari bahan logam tembaga.Bobot yang berat ini diperlukan, agar ketur tidak mudah terguling, yang akan membuat isinya tumpah dan mengotori lantai. Ketur hanya digunakan jika orang makan sirih di dalam rumah, tidak pada waktu bepergian. Setiap hari ketur harus dibersihkan, agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Iklan
Sukai ini:
SukaMemuat...
Terkait
72 pemikiran pada “Tepak Sirih 2”
Wah Pertamaaaxxxaaaa,
Sambungan ..
Wah ngeri peralatannya ,,masih ada gak yah ..
yang masih produksi peralatannya..
suruh oh suruh (sirih) membuat suami semakin lengket dan pengen cepat cepat pulang kerumah, memindahkan rapat di kantor menjadi rapat di rumah ha ha ha
Kalo disini ada lagi kang yang lebih sip 🙂 namanya empot2 dari madura, dijamin deh akang akang semua betah dirumah, rapat dikantor dengan boss ditinggal he he he
Dalam nilai budaya segala bentuk alat, bahan dan bawaan memang memiliki nilai dan ajaran bertuah, sehingga prosesinya jangan sampai ada yang terlupakan karena iru suatu dogma leluhur
Selamat malam Zipoer, apa khabar ? Maaf baru bisa ngunjungi karena sibuk pekerjaan. Zipoer saya selalu memohon ditambah-tambahkan ilmu pengetahuan dari berbagai hal agar wawasan kita bertambah, dan nyatanya Tuhan kirimkan teman maupun mitra kerja yang selalu memberikan sesuatu yang baru dan dapat saling membangun dan mendukung. Dan saya tidak menyia-nyiakan kebaikan teman-teman untuk menambah ilmu yang saya belum tahu. Terima kasih postingannya, Sukses untuk Zipoer.
Bravo Bunda Agnes, sebagai seorang wanira karier memang kesibukan akan lebih, dibandingkan IRT, dua pilihan yang sama beratnya, Sebagai Aparatur negara dan sebagai IRT + Blogger,
satu pesan aki jaga kesehatan
Apa kabar Bung Zip, maaf lama saya tak berkunjung. selesai lebaran saya ada tugas kantor di Malaysia. Salah satu tepak sirih – Ketur mengingatkan saya pada mendiang eyang putri di klaten. Thanks atas postingannya yg sarat budaya.
bagus amat tempat buat sirih tapi sekarang tradisi nyirih itu sudah hilang generasi skr gak mau nyirih ,jorok katanya hehehehehe klo menurut saya ribet
Ternyata gak sembarangan yach..tradisi nginang,..kalo di pikir2 peralatannya cukup mahal juga ya Pak Zipoer.Trus melihat dari bentuknya juga nilai seninya cukup tinggi juga yach,..apa peralatan sprt itu masih ada gak yach,..
Wah Pertamaaaxxxaaaa,
Sambungan ..
Wah ngeri peralatannya ,,masih ada gak yah ..
yang masih produksi peralatannya..
masih kang, lho yang tahu 1902 aja (sepeda ontel ) sparepartnya masih ada, apalagi 1980 ya ada lah
pertamaaaaaaaaaaaaaaxxxzz walaupun masih nebeng hehehehehe
Nebeng juga ahhhh…. Mungkin Pak Zipoer punya minat juga mendirikan bengkel untuk memproduksinya …. Saya mau tanam sahamnya Pak…..
aya-aya wae kang Dadang mah
Ontel…ontel…ternyata banyak yang mengenangmu…:lol:
ie ontel, kapan ya ontel menjadi Award
ontel ontel memang enaaaaak mas.. apa lagi panas panas 😆
Kayanya semacam para Raja yang mempunyai aksesoris semacam begitu..dan orang-ang keturunan sang raja..
hehehehehe kayanya keturunan bangsawan ya kaaaaaaaang..
Keduax dah
suruh oh suruh (sirih) membuat suami semakin lengket dan pengen cepat cepat pulang kerumah, memindahkan rapat di kantor menjadi rapat di rumah ha ha ha
iya jeng, sirih memang membuat rapat dadakan
rapat yang terlalu rapet kalau kebanyakan. hihiihihhihi 😆
masa sih Kang
Dooooooooh,
Hati-hati Ruanghati Kalau siang jangan Rapat deh
Kalo disini ada lagi kang yang lebih sip 🙂 namanya empot2 dari madura, dijamin deh akang akang semua betah dirumah, rapat dikantor dengan boss ditinggal he he he
wokeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh.. jangan salah tangkap saja empot ayam.. nanti dikirain pantat ayam yang empot empotan.. kabooooooooooooooooooooooorrrrrrrr
Komen dulu boleh kan, baru baca… 🙄
Salam perkenalan…
Manstaaaaaaaaaaaaaaabbbbbbbb hidupkan kembali budaya dalam negeri..
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll
Makan sirih juga banyak alatnya, tidak kalah dengan orang mau memperbaiki sepeda … wekeeekekekek. Bersepeda sambil makan sirih enak kali ya…….
hihihihihi.. kalau sekarang orang engga sabaran kali yaaaakkk
biasanya setiap alat, bahan dan proses upacaranya mengandung nilai2 dan ajaran2… apa benar begitu?
Dalam nilai budaya segala bentuk alat, bahan dan bawaan memang memiliki nilai dan ajaran bertuah, sehingga prosesinya jangan sampai ada yang terlupakan karena iru suatu dogma leluhur
Selamat malam Zipoer, apa khabar ? Maaf baru bisa ngunjungi karena sibuk pekerjaan. Zipoer saya selalu memohon ditambah-tambahkan ilmu pengetahuan dari berbagai hal agar wawasan kita bertambah, dan nyatanya Tuhan kirimkan teman maupun mitra kerja yang selalu memberikan sesuatu yang baru dan dapat saling membangun dan mendukung. Dan saya tidak menyia-nyiakan kebaikan teman-teman untuk menambah ilmu yang saya belum tahu. Terima kasih postingannya, Sukses untuk Zipoer.
Regards, agnes sekar
Bravo Bunda Agnes, sebagai seorang wanira karier memang kesibukan akan lebih, dibandingkan IRT, dua pilihan yang sama beratnya, Sebagai Aparatur negara dan sebagai IRT + Blogger,
satu pesan aki jaga kesehatan
mau nyimeng ..eh salah .. nyirih aja perlu perlengkapan macem-2 ya …
kalo anak gobek lagi keluyuran gagal nyimeng dong … eh nyirih ding …
Anak gobek kemana dikau, jam segini, ada nyang mau nyimeng eh kok ikut salah, nyirih
Apa kabar Bung Zip, maaf lama saya tak berkunjung. selesai lebaran saya ada tugas kantor di Malaysia. Salah satu tepak sirih – Ketur mengingatkan saya pada mendiang eyang putri di klaten. Thanks atas postingannya yg sarat budaya.
Salam sejahtera selalu,
oleh-oleh Malaysia dikirim yak
duduk sebelah mas ZIPOER tunggu oleh olehnya.. sambil rokoan.. kopinya mana maaaassss…
itu kang saya taro di belakang, yang hitam kang, kalu nyang putih susu
komen dlu bru bca.. slam knal n peace…:)
Buah jeruk, buah Delima
Tulisan buruk, jangan dihina
Kacang Goreng, kacang rebus
Ncang goreng ikan gabus
..
mau dong
welhadalah…baru tahu saya…
laporan bang! setting moderasi komen sudah saya ubah!!!
sekarang sudah tanpa moderasi lagi. itu kalau cara setting saya bener…:-)
maaf yak!!!
dicoba yak
meluncuuuuurrrrrrrrrrrrrrr
Serbuuuuuuuuu….
kang coba buka di FB nya ada permintaah approve teman lho
ada ya,
hihihihhihihi.. saya belum punya FB
FB itu…
Apa yah…?
………………..
FB = Feuyeum Bandung
wkwkwkwkwkwkw…..
Kang Dadang ko bingung FB ya Full Ban (Vulkanisir) atan Family Ban, boleh juga Fantastis Bana
bagus amat tempat buat sirih tapi sekarang tradisi nyirih itu sudah hilang generasi skr gak mau nyirih ,jorok katanya hehehehehe klo menurut saya ribet
entu die mas ZIPOER punya peninggalan jaman dulu masih manstaaaaaaaaaaaabbbss
Ini belum seberapa ada lagi yang lebih..dikeluarkan..
tunggu aja Kang..
botol Kangboed peninggalan jaman apa ya?
kok ribet sih kang kan tinggal jongkok aja
Kunjungan sore Bro..
Ada hidangan es cendol gak…?
Oh ayo kita nyirih dulu…
biar kuat gigi kita…
bangak tuh di dalam botol….. wkwkwkwkwk
Maaf Bang
jangan minum es kang kalau lagi nyirih, ntar ketelan wakakakak
Boz…komennya disambung lagi nanti..
mau cari Ban dulu..
OK DEH… KT BANG ZIP
iya pleas comeback
bang zip emang jagonya…..
kunjungan malam sajahhhhhh…
pisssss sajah…..
tengkiu sajahhhhhh….
pissssss sajahhhh….
malam Bang!
Malam kang Dede
Ternyata gak sembarangan yach..tradisi nginang,..kalo di pikir2 peralatannya cukup mahal juga ya Pak Zipoer.Trus melihat dari bentuknya juga nilai seninya cukup tinggi juga yach,..apa peralatan sprt itu masih ada gak yach,..
Ada kang dan banyak di pasar-pasar tradisional, atau bisa pesan di TMII, mau pesan kang
Ping-balik: Tepak Sirih 3 « Batavusqu
absen sebelum bobok..ZZZZzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
sudah ngantuk ya jeng
Lanjut Mas…… 🙂
dah siap jadi buku tulisan ttg adatnya nih mas..sirih gak enak, tp aku makan juga kalao batuk huks huks..biar gak usah makan obat kimia 😀
Di wilayah NTT makan buah sirih + kapur sudah menjadi adat… tapi sepertinya yang disorot dalam tulisan ini lebih ke adat Melayu ya…
Salam.
Bukan hanya di NTT, mas, di Banjar juga makan Sirih sudah tradisi kok, hanya karena yang buat orang melayu yah jadi kemayu mas
Waduh… yang kemayu kan putri Solo???
Ping-balik: Pernikahan Adat Masyarakat Tengger Jatim « Batavusqu
Ping-balik: Pernikahan Adat Masyarakat Tolaki Sultengg « Batavusqu
Terima kasih atas upaya anda mengumpulkan informasi tradisi Nusantara ini khususnya orang melayu…..syabass dan tahniah