Berhimpunlah untuk Id bersama

Jum’at, 27 Nopember 2009

Salam Takzim

Pembaca dan sahabat batavusqu yang budiman

Pagi ini tidak seperti biasanya 3 hari belakangan ini hujan turun dikala pagi, Alhamdulillah pagi ini hujan tidak turun sehingga terkesan sibuk panitia penyelenggara mempersiapkan tikar dan sajadah untuk digelar dishof terdepan untuk persiapan sholat Id di halaman Masjid Nurul Falah.

Ya, halaman yang memiliki luas ± 2500 meter ini seperti biasa setiap pelaksanaan sholat ID dipenuhi dengan kaum muslimin dan muslimat untuk berhimpun melaksanakan salah satu sunah mua’kad. Hari ini akan tampil sosok muda berenerzik yang memiliki kharisma dimata penulis, karena diusianya yang baru memasuki kepala 3 sudah mampu memukau hadirin pada kesempatan khutbahnya di beberapa Masjid atau musholla. ya seorang alumni dari IAIN Syarif Hidayatulloh Bapak Ustadz Imam Wahyudi SAg pagi ini akan mengulas hikmah Idul Adha 1430H dengan bahasa yang lembut, seakan tutur kalimah yang keluar dari lisannya selalu memberikan keteduhan jiwa, penulis paham sekali karena ustadz yang satu ini pernah penulis undang khusus memberikan siraman pada acara keluarga penulis.

Hikmah Idul Adha tahun lalu mengupas keberanian nabi Allah Ismail AS untuk disembelih oleh Ayahnya nabi Allah Ibrahim AS, sebagai perwujudan baktinya kepada Allah Robbul Izzati untuk mempersembahkan kepala dalam sebuah pengabdian. Disajikan sebagai suri tauladan bagi umat islam sedunia, bagaimana pengabdian harus dijalankan walau nyawa sebagai taruhannya.

Pengabdian besar dua insan anak dan ayah tertoreh sebagai lukisan bakti tulus seorang hamba yang harus memotong leher anaknya, dan sebagai torehan figur seorang anak yang tulus menerima keputusan sang Kholic dalam berbakti kepada orang tua lebih-lebih berbakti kepada Allah SWT. Tak akan mungkin dewasa ini ditemukan hal yang seperti itu, yang ada justru kebalikannya seorang anak yang suka menentang ayahnya dalam berbagai hal..

Kembali lagi ke konteks penyajian pagi ini kembali riuh dirumah untuk saling berebut kamar mandi, ya maklum cuma satu hehehe, si bungsu yang suka ga sabaran gelisah karena temannya sudah teriak-teriak didepan, dia sibuk minta dicariin perlengkapan khususnya, sementara si sulung masih sibuk berdandan, yang memang hobby dandan dari kecil. Sementara sitengah masuk kamar mandi lamanya minta ampun, sampai sampai bunda kesel, cepat neng ntar ga kebagian tempat.. Ya begitulah kesibukan pagi ini karena memang telat sedikit maka jangan harap kebagian tempat sholat apalagi tempat duduk.

Setelah selesai membantu seadanya keperluan di Masjid penulis sempatkan menulis ini sebagai rasa senangnya karena pagi ini Allah memberikan cahaya paginya dengan temaram, bahagia rasanya bisa ketemu dengan suasana ID bersama keluarga tercinta, apalagi akan mendapat butiran-butiran hikmah dari sahabat saya Imam Wahyudi.

Berhimpunlah bersama dalam suatu tempat yang didalamnya semua berpakaian muslim, kau akan mendapatkan hikmah dan pahala yang berlipat lipat. Demikian semoga berkenan.

Salam Takzim Batavusqu