Kamis. 25 Pebruari 2010
Salam Takzim
Sahabat dan Pembaca Batavusqu yang budiman
Satu lagi monumen yang sempat batavusqu kunjungi yakni monumen korban 40.000 jiwa yang berada di kota Makassar, sesuai dengan namanya Monumen ini berlokasi di Jl Langgau, Kelurahan, Kecamatan. Letaknya sekitar empat kilometer sebelah utara pusat Kota Makassar (Lapangan Karebosi).
Menurut beberapa sumber yang sempat saya tanya menyampaikan hal hal sebagai berikut:
TAHUN 1946-1947 adalah lembaran kelam bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Sebanyak 40.000 orang dibantai dalam sebuah operasi penumpasan pemberontak oleh pasukan khusus Belanda yang dipimpin Westerling. Monumen Korban 40.000 Jiwa berdiri sebagai pengingat peristiwa itu.
Melihat Monumen Korban 40.000 Jiwa, ada perasaan yang meremang. Relief (gambar timbul) pada monumen itu mengingatkan betapa rakyat, yang hanya mendengar kabar bahwa Indonesia telah merdeka, dikumpulkan di tanah terbuka. Lalu diberondong dengan senapan otomatis. Mayat mereka dikubur di satu liang.
Monumen ini berdiri di wilayah yang asri dan rapi. Tidak banyak kendaraan lalu lalang. Menempati lahan di sudut jalan dengan luas sekitar 250 meter persegi. Terdiri dari beberapa bangunan, yaitu pendopo dan monumen disertai relief pada dindingnya. Di tempat inilah salah satu aksi pasukan Westerling dilakukan.
Di salah satu sisi bangunan, ada sebuah patung dengan tinggi sekitar empat meter. Menggambarkan seorang korban selamat tetapi dengan kaki buntung dan salah satu lengannya menggunakan penyangga.
Di tempat itu, dulu merupakan tempat dibuangnya puluhan korban. Korban-korban lain dikuburkan di tempat-tempat mereka dibantai. Menyebar di beberapa daerah seperti di Kabupaten Barru, Sidrap, Enrekang, dan Kota Parepare. Lubang di monumen itu sekarang sudah tidak terlihat. Di lokasi lubang kini berdiri tembok yang melingkari monumen.
Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan selalu memperingati peristiwa pembantaian itu setiap 11 Desember. Para veteran dan keluarga korban diundang dalam upacara. Tidak sedikit keluarga korban yang menangis mengenang peristiwa 63 tahun silam itu. Di Kota Parepare juga didirikan monumen serupa.
(bersambung)
—————————————————————————————————————————————-
Salam Takzim Batavusqu
|warisan Telukabessy|1 Suro di Cirebon||1 Suro di Tuban|Kado|Gunung Kemukus|Rambu Solo|Hari Ibu|Ritual Ngaben|Ritual Gimbal|Natal|Natal Tante Alexa|Zipoer7 VS Batavusqu|Tradisi Bayi Turun Tanah 1|Tradisi Bayi Turun Tanah 2|Tradisi Bayi Turun Tanah 3|Tradisi Bayi Turun Tanah 4||Tradisi Bayi Turun Tanah 5|Ada kutu di WordPress|Kutu Bikin Gatel|9 Hari Pertama|Pengantar Puasa Senin Kamis|Ritual Puasa Senin Kamis 1|Ritual Puasa Senin Kamis 2|Ritual Puasa Senin Kamis 3 (habis)|KutuBacaBuku Di Batavusqu|Informasi Senjata Gratisss|Golok bukan Go! Blog|Kujang; Ajimat Raja Pasundan|Artikel Terunik Pertama Di Leysbook|Rencong Milik Aceh|Kode Etik Blogger|Celurit di mata Carok|Hadiah Terunik akhirnya Terbit|Ceria bersama si bungsu|Gerbang Baru Mulai Terbuka|Kemeriahan Humberqu|Berburu dengan Sumpit|Humberqu jilid 1|3 hari yang tertinggal|Jambore bersama Bhirawa|Risalah Untuk Rusma|Humberqu Jilid 2|Ayoo olah raga|Aruh Baharin 1|Aruh Baharin 2|Nilai Budaya Makassar 1|
Saat ini sudah langka yang punya peran membangun Indonesia tercinta, tanpa korupsi, apalagi tanpa jasa! Ada uang aku kerja, uang kurang aku korupsi! Semoga artikel ini dapat merubah diri kita menjadi lebih baik, mengingat kemerdekaan ini didapat dari perjuangan yang penuh darah dan pengorbanan!
Semoga kang, eh salam kenal ya kang sepertinya kang edi sahabatnya bang Iwan ya
Bang Iwan berada di Top comment posisi teratas di blog nuansa pena, semua yang pernah mampir merupakan sahabat, termasuk anda!
terimakasih kang, salam untuk keluarga disana
Betul Kang,… setiap tanggal 11 Desember diperingati.
kakek dari ibu saya turut menjadi Korban tentara APRA waktu itu, yang di Pimpin oleh si keparat Westerling.
turut berduka bang Iwan atas gugurnya buyut bang Iwan dalam pembantaian pejuang Indonesia waktu itu ya
Sejarah yang mesti terpublish k dunia luar neh..
betul bang, ehh salam kenal ya bang maap kena moderasi
Sejarah ya? Kunjungan sore buat jalan-jalan di sini sembari membaca artikel.
jadi ngerti sejarah bang, btw salam kenal dari saya
setiap ke makassar gak pernah ngeh ada monumen itu.. kalo balik lagi pasti aku perhatikan reliefnya.. tks u infonya
Hehehe karena kalau kucing keren ke makassar yang dicari pasti coto makassarnya sih jadi ga ngeh deh ada monumen korban 40.000 jiwa.
Ping-balik: Nilai-nilai Budaya Makassar 3 (end) « Batavusqu
agh jadi pengen ke makassar ni . wakakak 🙄 😀
agh adella jadi pengen ke makassar ni . wakakak 🙄 😀
Dulu sedih banget waktu dengar materi ini waktu sekolah,
namanya nggak bakalan terlupa.. Westerling si pembantai 😦
Ping-balik: Wisata Kuliner khas Makassar 1 « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 2 « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 3 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Peduli Sahabat « Batavusqu
Ping-balik: Tali Asih dari Pakde Cholik « Batavusqu
Ping-balik: Penghuni Cempaka Mas Teler « Batavusqu
Ping-balik: Kupersembahkan untuk yang paling Sedjatee « Batavusqu
Ping-balik: Mengenang 64 Tahun Bandung Lautan Api « Batavusqu
Ping-balik: Jail ko tega sih « Batavusqu
Ping-balik: Mari Matikan Lampu Selama 60 Menit « Batavusqu
Ping-balik: Jakarta Kota Air (Bagian 2) habis « Batavusqu
Ping-balik: 3 Fasilitas Yang Mengganggu « Batavusqu
Ping-balik: Juri dapat cindra mata « Batavusqu