Salam Takzim.
Sahabat dan pembaca batavusqu yang berbudaya.
Postingan senjata adat kembali disaji sebagai pelengkap sambungan yang sempat terputus. ya terputus karena batavusqu harus posting ini dan posting itu, untuk itu aqu haturkan permohonan maap yang sedalam-dalamnya kepada sahabat pecinta budaya tanah air. Kali ini batavusqu coba angkat kembali salah satu senjata adat yang begitu terkenal di tanah air yaitu keris.
Keris adalah salah satu senjata tradisional masyarakat Jawa, aqu yakin semua sahabat mengenal keris karena senjata ini berbentuk unik. ya senjata yang bergelombang dengan ujung yang sangat tajam. Dahulu keris dipergunakan untuk berperang namun hingga kini masih dijadikan senjata untuk melawan musuh.
Senjata ini terbuat dari besi dan baja tetapi ada pula yang dicampur dengan nikel, kobal, timah putih, perak, dan tembaga. Proses pembuatan keris yang umum memerlukan waktu hanya seminggu tetapi bila dibuat untuk senjata pamungkas sang empu akan memerlukan waktu hingga 3 bulan.
Berikut proses pembuatan keris yang umum, bilah besi sebagai bahan dasar dibakar atau dipanaskan hingga berpijar lalu ditempa berulang-ulang untuk membuang kotoran (misalnya karbon serta berbagai oksida). Setelah bersih, bilah dilipat seperti huruf U untuk disisipkan lempengan bahan pamor di dalamnya.
Selanjutnya lipatan ini kembali dipanaskan dan ditempa. Setelah menempel dan memanjang, campuran ini dilipat dan ditempa kembali berulang-ulang. Cara, kekuatan, dan posisi menempa, serta banyaknya lipatan akan mempengaruhi pamor yang muncul nantinya. Bentuk akhirnya adalah lempengan memanjang. Lempengan ini lalu dipotong menjadi dua bagian, disebut kodhokan.
Satu lempengan baja lalu ditempatkan di antara kedua kodhokan seperti roti sandwich, diikat lalu dipijarkan dan ditempa untuk menyatukan. Ujung kodhokan lalu dibuat agak memanjang untuk dipotong dan dijadikan ganja (ujung keris yang akan ditancapkan ke gagang). Tahap berikutnya membentuk bilah apakah berlekuk atau lurus. Pembuatan lekuk dilakukan dengan pemanasan.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan ornamen-ornamen dengan menggarap bagian-bagian tertentu menggunakan kikir, gerinda, serta bor, sesuai dengan model keris yang akan dibuat. Silak waja dilakukan dengan mengikir bilah untuk melihat pamor yang terbentuk. Ganja dibuat mengikuti bagian dasar bilah. Ukuran lubang disesuaikan dengan diameter pesi. Tahap terakhir, yaitu nyepuhi, dilakukan agar keris tampak tua.
Nyepuhi (“menuakan”) dilakukan dengan memasukkan bilah ke dalam campuran belerang, garam, dan perasan jeruk nipis (disebut kamalan). Nyepuhi juga dapat dilakukan dengan memijarkan keris lalu dicelupkan ke dalam cairan (air, air garam, atau minyak kelapa, tergantung empu yang membuat). Tindakan nyepuhi harus dilakukan dengan hati-hati karena bila salah dapat membuat keris retak.
Setelah keris jadi barulah dibuat pegangan keris atau hulu keris, ada berbanyak ragam bentuk hulu keris tergantung pesanan, dan tergantung pula dengan daerahnya. Karena selain masyarakat Jawa yang menggunakan keris sebagai senjata adat, banyak pula masyarakat luar jawa yang menggunakannya seperti Bali, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan juga Lombok.
Setelah keris mempunyai pegangan haruslah dibuatkan sarung atau warangka, nah karena sarung ini akan terlihat sebagai pandangan awal, maka sarung keris harus terlihat istimewa. Warangka yang mula-mula dibuat dari kayu (yang umum adalah jati, cendana, timoho, dan kemuning). Sejalan dengan perkembangan zaman terjadi penambahan fungsi warangka sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya. Bagian atasnya atau ladrang-gayaman sering diganti dengan gading.
Nah sahabat karena keris adalah senjata tradisional asli masyarakat Indonesia dan agar tidak diakui oleh bangsa lain maka pada tahun 2005 keris didaftarkan oleh pemerintahan Indonesia ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia. oh ya saat ini ketua Keris dijabat oleh bapak Erman Soeparno mantan menteri yang hobbi menyimpan keris. Beliau diangkat sebagai ketua Serikat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI).
Dewasa ini adat istiadat dan kebudayaan khasanah bangsa Indonesia kurang mendapat tempat di kalangan kaum muda, disisi lain negeri tentangga suka jiplak menjiplak budaya kita, ironis memang !!!
Demikian tersaji hanya untuk berbagi bukan hanya untuk dipuji apalagi dicaci.
Gambar diambil dari sini
Simak pula senjata adat milik masyarakat Indonesia
- Golok senjata khas Masyarakat Betawi
- Kujang senjata khas Masyarakat Sunda
- Rencong senjata khas Masyarakat Aceh
- Clurit senjata khas Masyarakat Madura
- Sumpit senjata khas Masyarakat Dayak
- Badik senjata khas Masyarakat Bugis
- Mandau senjata pusaka Masyarakat Dayak
- Parang senjata khas Masyarakat Ambon
——————————————————————————————————————————————————
Salam Takzim Batavusqu
|Keris senjata adat jawa|Award itu begitu menggoda|Award itu begitu mengembun|Kopdar dengan Kang Sedjatee|Hari Pendidikan|Renungan dihari buruh|
petromaaxxxx…. hehe
yup, saya kenal keris kok pak, meski tidak punya keris. 😀
Hehehe keris senjata mbak, jangan keris yang lain, soalnya ada juga yang nyebut batik keris.
Makasih mbak dhila sudah hadir dan memberi warna
tau keris dari pelajaran sejarah, terus pas ke kraton jogja dulu, tapi saya ndak punya 😀 apalagi klo orang Karo senjatanya ‘tumbuk lada’ tapi itu juga ga punya
yang saya punya cuma piso buat ngiris bawang hahahaha
Tumbuk lada ya , nanti saya saji ah, cari dulu
terima kasih mbak niQue atas pencerahannya
Saleum,
Wow… keris pusaka, punya bang Is ya? hehehe
met pagi bang is, lama gak nyambangi saya ni… 🙂
ohya atu lagi, chayya… chayya…
semoga semangat…!!!
saleum
Saya punya mandau bang bukan keris tapi saya juga nyimpen badik dari temen
Makasih bang semangat dengan caiya caiya hehe. Makasih sudah singgah dan memberi warna
Wow. Sebelum ini udah pernah ngebahas Kujang belum, Pak? 😀
Bentuk2 Kujang juga unik.
kujang sudah dibahas lebih dahulu kang Asop, bentuk nya memang unik kang, Terima kasih sdh hadir memberi warna
Wah, keris memang mulai ditinggalkan ya… 😦
Kini saya hanya bisa melihat keris di museum atau di pentas rakyat saja… 😥
nggak juga si kang, masih banyak yang memandikan ko setiap Jum’at atau malam 1 suro
kalau di Jakarta memang kurang kang, di Jawa sana wuih masih ramai
makasih kang
kenapa keris ditaruh di belakang pak? hhehe
karena kalau didepan ditawar orang mbak
Hehehe… dipanggil ‘mbak’ 😀
keris juga banyak yang “dikramatkan” kan pak???
betul mbak dede setiap malam Jum’at dan setiap malam satu suro ada tradisi mandiin keris. pengen sekali lihat langsung tradisi ini, belum kesampean 😦
Makasih warnanya mba dede
Pas bangettt neeh, hari ini merupakan perayaan hari Tumpak Landep di Bali,disaat semua keris dan pusaka akan disucikan… 😀
wah ada ritiual baru nanti saya angkat bang, untuk arsip hehehe, makasih atas pencerahannya bang
saya heran aja ya, orang2 dulu kok hebat banget. sampe senjata2 yang gak terpikirkan di jaman modern seperti itu dibuatnya. dan bagaimana keris ada di banyak daerah. di sini juga ada walau karakternya sedikit berbeda di lekukannya
iya pak, karena keunikan keris sehingga banyak orang dahulu dan orang modern masih menyukainya pak. dan ini alat adat yang ga boleh punah kan pak
Saya juga punya satu Bang…
Warisan dari Bapak saya…
Tapi nggak tau khasiatnya
khasiatnya ada di pamor pak, hehehe baca baca
Hohoho….udah lama gak berkunjung ke blog sahabat saya ini, “BATAVUSQU”. Apa kabar sobat…Semoga baik-baik aja.
Hmmm, ngebahas masalah keris ya…dari dulu emang kreatif banget nih sobatku. Jadi ingat waktu kuliah dulu, terima terjemahan dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, yang diterjemahain satu buku tentang keris. Puyeng tujuh keliling nyari artinya…Hahahaha….
Good Luck, Brother…
hehehe, lama saya ga mampir ke rumah babeh nih, bentar ya beh saya pasti sowan kesana hehehe Mending tuh buku hibahin ke saya aja beh gimana
makasih ya beh sudah hadir dan memberi warna
Wah keris ya? Hmmm, gak punya sih saya, tapi saya lumayan suka dengan model2 keris 😀
memang unik bang, saya aja suka modelnya
saya pernah mendengar cerita dari orang tua, bahwa ada keris sakti. yang begitu dikeluarkan dari warangka anya langsung terbang sendiri mencario korban nya. Tapi di jaman sekarang apa msih ada yang sulap seperti itu 😕
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Sampai ada masih ada di SOLO pak, saya pernah lihat langsung keris berdiri sendiri untung ga keluar dari warangkanya kalau keluar katanya cari darah pak, ngeri ya
makasih pak atas kehadirannya
Saya nggak punya sama sekali.
Saya punya “Sumpit” tp sumpit buat makan itu.
sumpit mie hahaha saya kira sumpit dayak manstab komennya mbak
makasih
Ping-balik: Bedog dan baliung senjata baduy « Batavusqu
Hmm… rasanya dulu almarhum bapak saya punya keris juga… kemana ya…??
Saya sebenarnya penasaran. fungsi keris itu untuk apa ya pada zamannya? Apakah untuk pusaka saja? tidak ada fungsi praktis spt: cangkul untuk mencangkul, pisau untuk mengiris, gunting untuk menggunting….nah keris????
Salam Junior,
Keluarga Harestya
makin tua usianya makin mahal ya Pak?
saya dibelikan keris jawa dan bali oleh adik saya. Dan sudah saya tanyakan (dan wanti-wanti) jangan diisi apa-apa, karena saya tidak mau melihat keris terbang malam-malam.
Waktu saya kecil heran kok sarungnya keris ngga ikut lekok-lekok spt kerisnya hihihi (jelas aja kalau lekok-lekok gimana masukinnya 😀 )
EM
Ping-balik: Blog Susindra Berbagi « Batavusqu
Ping-balik: Perjalanan panjang bersepeda « Batavusqu
Ping-balik: Perjalanan lucu bersepeda « Batavusqu
Ping-balik: Catatan buat sahabat « Batavusqu
Ping-balik: Musik Rakyat « Batavusqu
Ping-balik: Kopdar yang membawa berkah « Batavusqu
Ping-balik: Foto-foto kopdar « Batavusqu
Ping-balik: 4 Senjata adat suku Jambi « Batavusqu
Ping-balik: Kompetisi Tenaga Laboran « Batavusqu
Ping-balik: Senjata adat Papua « Batavusqu
Ping-balik: Kedasyatan ngeblog « Batavusqu
Ping-balik: Puisi diri « Batavusqu
Ping-balik: Ilmu dan Iman « Batavusqu
Ping-balik: Penghargaan untuk Sahabat « Batavusqu
Ping-balik: Provinsi Jambi | Bloge wong kedungrandu