Pernikahan adat pada suku Baduy

Rabu, 30 September 2009

Pemirsa Batavus yang berbudi..

Postingan pernikahan Suku Baduy merupakan akhir episode Tahap I, karena Insya Allah bulan Oktober akan kami isi kegiatan rutin penulis dalam aktivitas sehari-hari.

Dengan tidak mengurangi rasa cintanya kepada negeri, sewaktu-waktu dibulan yang sama penulis akan menyajikan tempat-tempat bersejarah di wilayah Jakarta, dimana penulis dilahirkan dan dibesarkan.

baduy-lebakPernikahan di Baduy merupakan sebuah proses serius di kalangan warga Baduy. Setelah menikah, keluarga baru ini harus sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, sebelum pernikahan ada serangkaian proses adat yang harus dijalankan calon mempelai laki-laki.Ada tiga proses lamaran yang diajukan keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan.

Lamaran pertama diajukan untuk mengungkapkan keinginan meminang anak perempuan. Setelah delapan bulan, lamaran kedua diajukan.

Lamaran kedua merupakan bukti kesungguhan keluarga laki-laki menikah dengan anak perempuan keluarga itu. Lanjutkan membaca “Pernikahan adat pada suku Baduy”

Pernikahan adat suku Dani di Papua

Selasa, 29 September 2009

Sebenarnya postingan ini malu untuk disajikan karena fotonya menggambarkan keaslian suku dani, namun karena niat melanglang negeri dalam konteks adat, maka perkenankan maap atas publish foto yang kurang berkenan.

lembah wamenaSuku Dani berasal dari bagian barat Kabupaten Jayawijaya (Wamena). Suku Damal berasal dari Mulia, pertengahan antara Kabupaten Jayawijaya dengan Kabupaten Paniai.

Kepala Suku Dani, sekaligus anggota DPRD Mimika, Philipus Wakerwa kepada JPNN mengungkapkan, pribadi keras dan tegas yang menjadi ciri khas warga pribumi tidak terlepas dari  pengaruh topografi alam dan pola hidup di daerah pedalaman.Akibatnya, saat berhadapan dengan perkembangan daerah yang cukup signifikan, mereka mengalami keterkejutan budaya (cultural shock). Karena itu, kuat kesan bahwa warga pedalaman Papua resistan dengan perubahan. Bahkan, sering mereka menyikapinya dengan emosional. Lanjutkan membaca “Pernikahan adat suku Dani di Papua”

Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 2

Senin, 28 September 2009

Sebagai posting lanjutan dari pernikahan adat masyarakat Lampung, kali ini tersaji adat Saibathin, dengan tetap tidak membedakan derajat masyarakat di provinsi Lampung.

lampung saibatinMenurut ketentuan-ketentuan adat system perkawinan masyarakat Lampung Saibatin yang menganut garis keturunan Bapak (Patrachaat) menganut 2 sistem pokok yaitu :

1. Sistem Perkawinan Nyakak Atau Matudau
Sistem ini disebut juga system perkawinan jujur karena lelaki mengeluarkan uang untuk membayar jujur/Jojokh (Bandi Lunik) kepada pihak keluarga gadis (calon istri).
Sistem nyakak atau mantudau dapat dilaksanakan dua cara:
Cara Sabambangan : Cara ini si gadis dilarikan oleh si bujang dari rumahnya dibawa ke rumah adat atau rumah si bujang. Biasanya pertama kali sampai si gadis ditempat si bujang dinaikan kerumah kepala adat atau jukhagan, baru kemudian di bawa pulang kerumahnya oleh keluarga si bujang. Ciri bahwa si gadis melakukan nyakak/mentudau yaitu si gadis akan meletakkan surat yang isinya memberitahu orang tuanya kepergiannya nyakak/mentudau dengan seorang bujang (dituliskan Namanya, keluarganya, kepenyimbangannya serta untuk menjadi istri keberapa), selain itu meninggalkan uang pengepik atau pengluah yang tidak ditentukan besarnya, hanya kadang-kadang besarnya uang pengepik dijadikan ukuran untuk menentukan ukuran uang jujur (bandi lunik). Surat dan uang diletakkan ditempat tersembunyi oleh si gadis. Lanjutkan membaca “Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 2”

Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 1

Minggu, 27 September 2009

Pemirsa Batavusqu yang berbudi

Postingan pernikahan adat pada masyarakat provinsi Lampung terjeda menjadi 2 tayangan kerena ada adat Pepadun dan adat Saibathin. Awal postingan saya sajikan untuk Adat  Pepadun dengan tanpa membedakan derajat masyarakat di kota Lampung.

lampung pepadunMasyarakat Lampung dalam bentuknya yang asli memiliki struktur hukum adat tersendiri. Bentuk masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya, kelompok-kelompok tersebut menyebar diberbagai tempat di daerah lain di Lampung. Perbedaan kelompok tersebut tercermin dalam upacara adat dalam perkawinan tradisional.

Tahap Perkenalan

Bila seorang jejaka merasa tertarik pada seorang gadis maka si jejaka tersebut akan mencari cara agar dapat mendekati si gadis. Pada saat acara adatlah di jejaka tersebut bersama keluarganya melakukan nyubuk, yakni menilai apakah gadis tersebut memang sesuai dengan pilihannya. Dengan cara mengintip di balik sarung yang dipakai, apabila gadis tersebut berkenan di hati si jejaka maka keluarganya langsung menanyakan bibit, bobot, dan bebet si gadis atau disebut dengan beulih-ulihan. Lanjutkan membaca “Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 1”

Pernikahan Adat Masyarakat Belitung

Sabtu, 26 September 2009

Belitung adalah kabupaten kepulauan yang dikelilingi hampir 200 pulau besar dan kecil. Sejak akhir tahun 2000, kabupaten berpenduduk lebih dari 2 ratus ribu jiwa ini menjadi bagian dari propinsi Bangka Belitung. Beragam etnis hidup berdampingan di kawasan yang memiliki panorama indah ini.

belitungKesenian rakyat Belitung umumnya berbau Melayu, dengan menggabungkan tradisi sebelum dan sesudah masuknya Islam ke daerah ini. Kentalnya budaya Melayu amat terasa pada upacara pernikahan adat setempat. Hari itu, keluarga Madani. Warga asli Belitung, akan mengawinkan puteri sulungnya Riani dengan seorang pria pujaan hati.

Dalam adat Belitung, tak harus seorang wanita yang dilamar, saat menjelang perkawinannya. Bisa saja, prialah yang dilamar oleh calon pendamping hidupnya. Hal ini menandakan masyarakat Belitung selalu luwes dalam memandang anggota masyarakatnya. Tidak mesti pria yang dominan dibanding perempuan, ataupun sebaliknya. Semuanya diselesaikan melalui kesepakatan kedua belah pihak. Lanjutkan membaca “Pernikahan Adat Masyarakat Belitung”

Upacara Pernikahan Khas Sasak NTB

25 September 2009

Pemirsa Batavusqu yang berbudi…..

Begitu banyak budaya tersaji dengan pesona yang berbeda, menjadikan kebanggaan tersendiri bagi kita yang hidup dinegara Indonesia. Wahana budaya menjadikan kita dapat memahami maksud yang terkandung dalam ritual-ritual adat khususnya ritual perkawinan. Pada hari ini saya coba sajikan ritual sakral pernikahan suku Sasak yang berada di Nusa Tenggara Barat, hasil suntingan dari melayu_online.

  • Tersaji untuk dinikmati, terekam untuk memorial
  • Bagi muda-mudi kerabat Sasak, mohon dikoreksi bila tersimpang

sasakA. Asal-usul

“Saya tidak ingin menikah dengan seorang laki-laki yang tidak berani mengambil resiko melarikan diri dengan saya. Dia akan kelihatan lemah, baik di mata saya maupun orang lain dari desa saya bila dia meminta izin kepada ayah saya. Sebenarnya ayah saya akan melemparnya ke luar rumah bila dia mencoba melakukan hal itu” (Bartholomen, 2001: 204).

Membicarakan pernikahan Sasak, tidak akan lepas dari sepenggal kata berjudul merarik, yaitu melarikan anak gadis untuk dijadikan istri. Merarik sebagai ritual memulai perkawinan merupakan fenomena yang sangat unik, dan mungkin hanya dapat ditemui di masyarakat Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Begitu mendarah dagingnya tradisi ini dalam masyarakat, sehingga apabila ada orang yang ingin mengetahui status pernikahan seseorang, orang tersebut cukup bertanya apakah yang bersangkutan telah merarik atau belum. Tulisan Bartholomen di atas secara jelas menunjukkan bahwa merarik merupakan hal yang sangat penting dalam perkawinan Sasak. Bahkan, meminta anak perempuan secara langsung kepada ayahnya untuk dinikahi tidak ada bedanya dengan meminta seekor ayam (Bartholomen, 2001: 195). Lanjutkan membaca “Upacara Pernikahan Khas Sasak NTB”

Prosesi Perkawinan Masyarakat Sumbawa Barat

Kamis, 24 September 2009

Selamat pagi Indonesia khususnya Provinsi Nusa Tenggara Barat, kali ini saya posting permintaan sahabat saya tuanku CyZKO agar beliau bisa memperaktekkan dengan baik dan benar, yang menurut bisikan sebentar lagi mau nikah, sukses ya tuanku CyZKO. Dikemas dari blog tetangga Kemas Samawi Multiproduction demi harapan bersama.

sumbawaProsesi Pernikahan Tau Samawa atau masyarakat Sumbawa sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan masyarakat lain di Indonsia. Namun tentu adat istiadat yang menyertai prosesi itu sangat berbeda dan punya keunikan tersendiri.

Prosesi pernikahan Adat Samawa Taliwang Sumbawa Barat bermula dari acara:
1. Bajajak merupakan kegiatan untuk menanyakan orang tua keluarga pihak wanita, apakah anaknya yang masih gadis sudah ada yang melamar atau belum ada yang lamar. Jika belum ada yang melamar, maka pada saat ini keluarga laki-laki akan menyampaikan hajatnya. Lanjutkan membaca “Prosesi Perkawinan Masyarakat Sumbawa Barat”

Pernikahan Adat Minahasa

Rabu, 23 September 2009

DSC00503Proses Pernikahan adat yang selama ini dilakukan di tanah Minahasa telah mengalami penyesuaian seiring dengan perkembangan jaman. Misalnya ketika proses perawatan calon pengantin serta acara “Posanan” (Pingitan) tidak lagi dilakukan sebulan sebelum perkawinan, tapi sehari sebelum perkawinan pada saat “Malam Gagaren” atau malam muda-mudi. Acara mandi di pancuran air saat ini jelas tidak dapat dilaksanakan lagi, karena tidak ada lagi pancuran air di kota-kota besar. Lanjutkan membaca “Pernikahan Adat Minahasa”

Pernikahan adat di Bone

Selasa, 22 September 2009

Masyarakat kabupaten Bone, sebagaimana masyarakat kabupaten lainnya di Propinsi Sulawesi Selatan pada umumnya, merupakan pemeluk Islam yang taat, kehidupan mereka selalu diwarnai oleh keadaan yang serba religius. Kondisi ini ditunjukkan oleh banyaknya tempat-tempat ibadah dan Pendidikan Agama Islam.

boneSekalipun penduduk Kabupaten Bone mayoritas memeluk agama Islam, namun di kota Watampone juga ada gereja dan beberapa tempat ibadah pemeluk agama lainnya. Hal ini berarti, pemeluk agama lain cukup leluasa untuk menunaikan ibadahnya. Keadaan ini memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan keagamaan, karena mereka saling hormat-menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya. Di samping itu, peran pemuka agama terutama para alim ulama sangat dominan dalam kehidupan keagamaan, bahkan bagi masyarakat Bone, alim ulama merupakan figur kharismatik yang menjadi panutan masyarakat.

Dalam masyarakat manapun, hubungan kekerabatan merupakan aspek utama, baik karena dinilai penting oleh anggotanya maupun fungsinya sebagai struktur dasar yang akan suatu tatanan masyarakat. Pengetahuan mebdalam tentang prinsip-prinsip kekerabatan sangat diperlukan guna memahami apa yang mendasari berbagai aspek kehidupan masyarakat yang dianggap paling penting oleh orang Bugis dan yang saling berkaitan dalam membentuk tatanan sosial mereka. Aspek tersebut antara lain adalah perkawinan. Lanjutkan membaca “Pernikahan adat di Bone”

Upacara Perkawinan di Nusaniwe Ambon

Senin, 21 September 2009

PERKAWINAN merupakan sebuah peristiwa penting dalam kehidupan setiap manusia. Bukan hanya menyangkut ikatan antara laki-laki dan perempuan, tapi juga menyangkut hubungan dengan orang tua dan saudara. Bahkan keluarga dari masing-masing pihak.

Maluku1Perkawinan juga merupakan syarat peralihan status diri seseorang, untuk dapat diterima sebagai anggota kelompok sosialnya. Sehingga peristiwa penting itu layak ditandai dengan sebuah upacara perkawinan.

Di Negeri Nusaniwe Pulau Ambon, dalam kaitan dengan ritual perkawinan, dikenal upacara kawin “masuk minta.” “Masuk minta” artinya keluarga laki-laki datang meminta atau meminang anak perempuan, untuk dijadikan sebagai anak, yang dikukuhkan dalam ikatan perkawinan. Tahap awal dari upacara kawin “masuk minta” biasanya dimulai dari pertemuan Nyong dan Nona, yang sudah sepakat melaksanakan perkawinan.

Bagi orang Ambon yang menganut garis keturunan menurut garis ayah, ajakan untuk melaksanakan perkawinan biasanya datang dari pihak laki-laki (Nyong). Nona akan menunggu sampai Nyong mengutarakan keinginannya untuk menikah. Kalau setuju, nona akan menyampaikan berita itu kepada orang tuanya. Lanjutkan membaca “Upacara Perkawinan di Nusaniwe Ambon”