Bulan: September 2009
Pernikahan adat suku Dani di Papua
Selasa, 29 September 2009
Sebenarnya postingan ini malu untuk disajikan karena fotonya menggambarkan keaslian suku dani, namun karena niat melanglang negeri dalam konteks adat, maka perkenankan maap atas publish foto yang kurang berkenan.
Suku Dani berasal dari bagian barat Kabupaten Jayawijaya (Wamena). Suku Damal berasal dari Mulia, pertengahan antara Kabupaten Jayawijaya dengan Kabupaten Paniai.
Kepala Suku Dani, sekaligus anggota DPRD Mimika, Philipus Wakerwa kepada JPNN mengungkapkan, pribadi keras dan tegas yang menjadi ciri khas warga pribumi tidak terlepas dari pengaruh topografi alam dan pola hidup di daerah pedalaman.Akibatnya, saat berhadapan dengan perkembangan daerah yang cukup signifikan, mereka mengalami keterkejutan budaya (cultural shock). Karena itu, kuat kesan bahwa warga pedalaman Papua resistan dengan perubahan. Bahkan, sering mereka menyikapinya dengan emosional. Lanjutkan membaca “Pernikahan adat suku Dani di Papua”
Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 2
Senin, 28 September 2009
Sebagai posting lanjutan dari pernikahan adat masyarakat Lampung, kali ini tersaji adat Saibathin, dengan tetap tidak membedakan derajat masyarakat di provinsi Lampung.
Menurut ketentuan-ketentuan adat system perkawinan masyarakat Lampung Saibatin yang menganut garis keturunan Bapak (Patrachaat) menganut 2 sistem pokok yaitu :
1. Sistem Perkawinan Nyakak Atau Matudau
Sistem ini disebut juga system perkawinan jujur karena lelaki mengeluarkan uang untuk membayar jujur/Jojokh (Bandi Lunik) kepada pihak keluarga gadis (calon istri).
Sistem nyakak atau mantudau dapat dilaksanakan dua cara:
Cara Sabambangan : Cara ini si gadis dilarikan oleh si bujang dari rumahnya dibawa ke rumah adat atau rumah si bujang. Biasanya pertama kali sampai si gadis ditempat si bujang dinaikan kerumah kepala adat atau jukhagan, baru kemudian di bawa pulang kerumahnya oleh keluarga si bujang. Ciri bahwa si gadis melakukan nyakak/mentudau yaitu si gadis akan meletakkan surat yang isinya memberitahu orang tuanya kepergiannya nyakak/mentudau dengan seorang bujang (dituliskan Namanya, keluarganya, kepenyimbangannya serta untuk menjadi istri keberapa), selain itu meninggalkan uang pengepik atau pengluah yang tidak ditentukan besarnya, hanya kadang-kadang besarnya uang pengepik dijadikan ukuran untuk menentukan ukuran uang jujur (bandi lunik). Surat dan uang diletakkan ditempat tersembunyi oleh si gadis. Lanjutkan membaca “Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 2”
Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 1
Minggu, 27 September 2009
Pemirsa Batavusqu yang berbudi
Postingan pernikahan adat pada masyarakat provinsi Lampung terjeda menjadi 2 tayangan kerena ada adat Pepadun dan adat Saibathin. Awal postingan saya sajikan untuk Adat Pepadun dengan tanpa membedakan derajat masyarakat di kota Lampung.
Masyarakat Lampung dalam bentuknya yang asli memiliki struktur hukum adat tersendiri. Bentuk masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya, kelompok-kelompok tersebut menyebar diberbagai tempat di daerah lain di Lampung. Perbedaan kelompok tersebut tercermin dalam upacara adat dalam perkawinan tradisional.
Tahap Perkenalan
Bila seorang jejaka merasa tertarik pada seorang gadis maka si jejaka tersebut akan mencari cara agar dapat mendekati si gadis. Pada saat acara adatlah di jejaka tersebut bersama keluarganya melakukan nyubuk, yakni menilai apakah gadis tersebut memang sesuai dengan pilihannya. Dengan cara mengintip di balik sarung yang dipakai, apabila gadis tersebut berkenan di hati si jejaka maka keluarganya langsung menanyakan bibit, bobot, dan bebet si gadis atau disebut dengan beulih-ulihan. Lanjutkan membaca “Pernikahan Adat Masyarakat Lampung 1”
Pernikahan Adat Masyarakat Belitung
Sabtu, 26 September 2009
Belitung adalah kabupaten kepulauan yang dikelilingi hampir 200 pulau besar dan kecil. Sejak akhir tahun 2000, kabupaten berpenduduk lebih dari 2 ratus ribu jiwa ini menjadi bagian dari propinsi Bangka Belitung. Beragam etnis hidup berdampingan di kawasan yang memiliki panorama indah ini.
Kesenian rakyat Belitung umumnya berbau Melayu, dengan menggabungkan tradisi sebelum dan sesudah masuknya Islam ke daerah ini. Kentalnya budaya Melayu amat terasa pada upacara pernikahan adat setempat. Hari itu, keluarga Madani. Warga asli Belitung, akan mengawinkan puteri sulungnya Riani dengan seorang pria pujaan hati.
Dalam adat Belitung, tak harus seorang wanita yang dilamar, saat menjelang perkawinannya. Bisa saja, prialah yang dilamar oleh calon pendamping hidupnya. Hal ini menandakan masyarakat Belitung selalu luwes dalam memandang anggota masyarakatnya. Tidak mesti pria yang dominan dibanding perempuan, ataupun sebaliknya. Semuanya diselesaikan melalui kesepakatan kedua belah pihak. Lanjutkan membaca “Pernikahan Adat Masyarakat Belitung”
Upacara Pernikahan Khas Sasak NTB
25 September 2009
Pemirsa Batavusqu yang berbudi…..
Begitu banyak budaya tersaji dengan pesona yang berbeda, menjadikan kebanggaan tersendiri bagi kita yang hidup dinegara Indonesia. Wahana budaya menjadikan kita dapat memahami maksud yang terkandung dalam ritual-ritual adat khususnya ritual perkawinan. Pada hari ini saya coba sajikan ritual sakral pernikahan suku Sasak yang berada di Nusa Tenggara Barat, hasil suntingan dari melayu_online.
- Tersaji untuk dinikmati, terekam untuk memorial
- Bagi muda-mudi kerabat Sasak, mohon dikoreksi bila tersimpang
A. Asal-usul
“Saya tidak ingin menikah dengan seorang laki-laki yang tidak berani mengambil resiko melarikan diri dengan saya. Dia akan kelihatan lemah, baik di mata saya maupun orang lain dari desa saya bila dia meminta izin kepada ayah saya. Sebenarnya ayah saya akan melemparnya ke luar rumah bila dia mencoba melakukan hal itu” (Bartholomen, 2001: 204).