Menulis dengan santun

Salam Takzim

Sahabat dan pembaca batavusqu yang berbudi

Banyak sekali para penulis di dunia maya menyusun tulisannya seenak hati tanpa perduli siapa yang akan membacanya, padahal antrian panjang pembaca tak pernah diberikan rambu khusus. Siapapun berhak membaca tulisan itu selama dipublish di dunia maya, baik itu dewasa maupun anak anak. Oleh karena itu batavusqu berharap besar bagi penulis untuk menulis kalimatnya, menulis ceritanya, menulis pengalamannya dengan santun. Apa sih maksud tulisan ini mari kita lanjutkan

Sahabat dan pembaca batavusqu yang berbudi
Kalimat santun, cerita santun dan pengalaman santun yang tertuang dalam blog sahabat merupakan ciri dari karakter sahabat, tentunya hal itu didasari dari sifat dan kebiasaan sahabat sendiri. Kalaulah sahabat seorang yang humoris pasti dalam penulisan kalimatnya, penulisan ceritanya dan penulisan pengalamannya akan diselingi dengan hal-hal yang lucu. Demikian juga apabila sahabat seorang yang antagonis maka proses penuangan kalimatnya akan sedikit ekstrim dan terkesan menyeramkan.

Agar kalimat kita terbaca santun, alangkah baiknya setiap penulisan kalimat dibaca ulang dan diulang baca agar kalimat itu benar benar enak dibaca dan tidak menyinggung apalagi sampai menyinggung SARA. Kalimat yang santun sudah tentu kalimat yang memperhatikan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar, sehingga pembaca paham akan makna kalimat yang dibacanya.

Tulisan ini terobsesi dengan semboyan blogger ternama yang mempergunakan “menulis dengan santun akan menghasilkan bacaan yang berbudi”. Ini keinginan batavusqu walau terkadang batavusqu masih sering mempergunakan kalimat yang seenaknya sendiri. Semoga batavusqu mampu memperbaiki dan memperbaiki agar pembaca batavusqu bisa menerima batavusqu sebagai bacaan yang berbudi.

Seperti biasa disaji bukan untuk dipuji apalagi dicaci namun semata hanya untuk memperbaiki diri.

Salam Takzim Batavusqu

8 pemikiran pada “Menulis dengan santun

  1. Menulis dengan santun untuk dinikmati apa yang tersaji dalam berbagi informasi yang edukatif itulah yang diharus dimiliki oleh setiap blogger dalam membarikan konten tulisan untuk parasahabat dan pecinta dunia blogging. Dan kita memang harus tetap terus berusaha dan belajar ya Kang.

    Salam wisata

    1. betul kang harus tetap belajar, karena memang kita belum bisa menulis dengan santun kang
      terima kasih kang sudah berbagi semoga semakin menambah khasanah pembaca batavusqu

  2. Dailynomous

    Assalamu’alaikum…

    Betul pak, namun jenis blog seperti apa dulu masuk dalam kategori hal tersebut. Alangkah baiknya jika kita menilik kembali konsep sebuah blog yang diusung. Jenis sebuah blog, jika kategorinya blog biasa yang seperti normalnya atau kebanyakan blog beropini, tentu harus dengan kesantunan. Namun, jika masuknya pada takaran atau kepentingan sastra jelas ini akan bertabrakan.

    Hendaknya dari kita sendiri yang harus mengetahui jenis blog seperti apa yang kita baca, kemudian kita bisa mengambil opini dari wacana muka sebuah halaman blog. Terlebih, bukan sekedar santun tidaknya sebuah tulisan pada era sekarang ini. Namun pesan apa yang disampaikan. Ada juga yang menulis santun namun berisi pesan-pesan yang kontroversi.

    lebih tepatnya, mungkin, kata “Belajar” yang bapak tuliskan pada blog ini, dan saya setuju, dan selain belajar menulis, saya juga belajar membaca, dan juga berkomentar. Terima kasih pesanya dalam tulisan ini. Mencerahkan.

    1. Wassalamua’laikum Wr. Wb.

      Terima kasih juga saya sampaikan kepada juragan Dailynomous yang telah menambahkan dengan sorotan yang tajam berkenaan dengan flatform atau jenisnya blog. Saya pun sangat setuju dengan kata “belajar” yang disarankan untuk tulisan ini.
      Semakin banyak sahabat yang seperti juragan maka semakin menambah hasanah untuk saya dalam proses belajar. Semoga kita dapat saling mengisi hingga akhir hayat.
      Salam

Tinggalkan Balasan ke Dailynomous Batalkan balasan