Sabtu, 10 Oktober 2009
Salam Takzim
Sahabat, Alhamdulillah banjir Award Persahabatan sudah terselesaikan dengan baik dan sudah dibersihkan oleh para sahabat ± 34 Jam yang lalu, berikut laporannya. Sejak Batavusqu menerima Banjir Award kiriman dari Kang Boed, batavusqu melaksanakan open house yang menghasilkan sumbangan 77 post comments, 244 guest dan 4 spam. Untuk sementara waktu pesta award diclose dahulu sambil menunggu kiriman susulan dari para sahabat yang akan berbagi kepada Batavusqu. Selanjutnya perkenankan penulis menyajikan postingan yang menurut penulis penting sebagai pelengkap postingan-postingan sebelumnya.
Sahabat Batavusqu postingan sebelumnya banyak terungkap keistimewaan dari Tepak Sirih di berbagai upacara adat, khususnya upacara pernikahan. Pada postingan kali ini sengaja penulis menyajikan riwayat Tepak Sirih dan keistimewaan-keitimewaanya, dengan harapan para sahabat dan pemirsa batavusqu berkenan.
Tepak sirih khas digunakan sebagai barang perhiasan dan dalam upacara-upacara resmi. Oleh karenanya tepak sirih penting dalam adat istiadat, ia tidak layak digunakan sembarangan, tambahan pula harganya mahal dan perlu dijaga kebersihannya.
1. Asal-usul Tradisi Makan Sirih
Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 3000 tahun yang lampau atau di zaman Neolitik, hingga saat ini. Budaya makan sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai golongan, meliputi masyarakat kelas bawah, para pembesar negara, serta kalangan istana.
Tradisi makan sirih tidak diketahui secara pasti dari mana berasal. Dari cerita-cerita sastra, dikatakan tradisi ini berasal dari India.
Tetapi jika ditelusur berdasarkan bukti linguistik, kemungkinan besar tradisi makan sirih berasal dari Indonesia. Pelaut terkenal Marco Polo menulis dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang India suka mengunyah segumpal tembakau. Sementara itu penjelajah terdahulu seperti Ibnu Batutah dan Vasco de Gama menyatakan bahwa masyarakat Timur memiliki kebiasaan memakan sirih.
Di masyarakat India, sirih pada mulanya bukan untuk dimakan, tetapi sebagai persembahan kepada para dewa sewaktu sembahyang di kuil-kuil. Beberapa helai daun sirih dihidangkan bersama dengan kelapa yang telah dibelah dua dan dua buah pisang emas.
Pada saat ini sirih sangat dikenal di kalangan masyarakat Melayu. Selain dimakan oleh rakyat kebanyakan, sirih juga dikenal sebagai simbol budaya dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam adat istiadat Melayu. Sirih dipakai dalam upacara menyambut tamu, upacara merisik dan meminang, upacara pernikahan, pengobatan tradisional, dan berbagai upacara adat yang lain. Dalam upacara pernikahan, sirih dirangkai dalam bentuk sirih junjung yang cantik, dan bersama dengan sirih penyeri dipakai sebagai barang hantaran kepada pengantin perempuan. Di dalam upacara resmi kebesaran istana, sirih junjung dipakai sebagai hiasan yang menyemarakkan suasana. Sirih junjung juga dibawa sebagai kepala suatu arak-arakan adat.
2. Tepak Sirih, Perangkat Berkapur-sirih
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
amankan dulu!
(maaf) izin mengamankan KEDUA dulu. Boleh kan?!
Dulu sewaktu saya kecil sering sekali melihat orang-orang mengunyah sirih di desa saya. Sekarang gak ada lagi.
sekalian;
(maaf) izin mengamankan KETIGA dulu. Boleh kan?!
sudah diganti Kang sama cigaret, atau camilan
Wah heubaaaaatttt euy kang Alam tea
selama kang alam hadir ,aman selalu… lanjut Gannnnnnn
C7 gan
hehehehe.. AMAN apa ALAM yaaaaaaa 🙄
Sekapur sirih buat Mas Zipoer,
Saya bingung mau kabur,
Award itu buatnya pakai bubur?
Atau harus di pupur?
[sambil keringat mengucur…]
Harus dipupur di dinding Pak Iksa
Keringat biarlah mengucur pak Iksa maklum habis makan soto lamongan yeuh
masih ada sotonya kaaaaaaaaah..
masih gan
Aduh Pak, nenek saya udah ga ada lagi…jadi gimana nie, tepaknya Bpk. simpan aja ya hehehe
Ya…ya…
Meni keukeuh…
He..he..he
masti keok-keok euy ada bu guru tuh
Aduh Pak, nenek saya udah ga ada lagi…jadi gimana nie, tepaknya Bpk. simpan aja ya hihihihi
Becanda kok…
Ya..gak opo-opo toh ndo…
Kang Dangstars opo tuh opo sih kang, kareunya euh nte ngartos
Yah ,,,bagusnya , .dihibur
Kemudian kita…Tafakuuuurrr.
Om Zipoer,,,ini komennya nyasar yah…
terbawa apa yah,,,?
keeekekekekkkkkk hahahaha komen nyasar dari mana kang
Kalo nyirih ini saya senang sekali…
Tapi masalahnya,Mulut ini jadi merah…
Konon katanya bisa menguatkan gigi..ya Om..
Bersambung…karena tulisannya bersambung.
hahaha komen yang mempesona, bersambung bro!, salut kang DangStar, sukses selalu
Sambungan….
Betul kata Ruang Hati,,
Yang penting jangan dipake saat ke Mall atau lagi ngantor…
Ntar katanya ada drakula kesiangan
iya kang, konon kabar sangat bagus buat gigi, tapi kalo cewek koq entar kelihatan kayak nenek neneh mengunyah susur ‘bahasa jawanya” duh jadi gimana gitu lhohhh, btw nice info nih buat share bersama
Kalau di tempatku,orang sunda di sebutnya “Nyeupah”,giginya pada item tapi kuat-kuat udah tua jg gk ompong…good infonya tuch..
sepertinya mas ini ahli nujum… 😀
nice info mas.. 😉
ahli nujum adalah orang yang ficturenya selalu ditutup slayer
Ha.ha..ha…
hehehehehehe.. barade yeeeeeeeuh..
sungguh lengkap..
izin: saya simpan artikelnya…
terima kasih ya…
tanks
boleh kang ABU tapi artikelnya jangan dipake nyirih yaak
Yang jelas kalau makan sirih maka gigi akan menjadi kuat sekuat baja. Soalnya selain sirih (Piper) mengandung antibiotik yang kuat, barangkali penyakit juga ngeri ngeliatin gigi yang warnanya item karena makan sirih. Trus penyakitnya ngacir…..!!!!
Tau aja tuh penyakit
Ping-balik: Tepak Sirih 2 « Batavusqu
waaaaaaakaakakakakakkk Back link pink backnya aya fotoan hihihi
Hal-hal seperti ini harus didokumentasikan…
jangan sampai anak cucu nantinya malah mengenalnya dari literatur2 luar negeri…
Mari tetap menjaga nilai-nilai budaya yang ada di negeri tercinta, agar penerus ikut bangga
Sirih jangan diganti dengan rokok, Bang. Sirih juga punya khasiat antibiotik. Dulu ketika saya menjalani operasi di gusi, karena ada kista sedikit, saya dianjurkan untuk berkumur dengan air sirih oleh dokter di RS Hasan Sadikin Bdg. Memang sebelumnya menggunakan obat kumur dari apotek, tapi setelah tahap akhir penyembuhan dianjurkan dengan sirih saja.
Terima kasih.
Salam
He..he…makan sirih gigi jadi merah 🙂
Alhamdulillah, bertambah pengetahuan bunda tentang berbagai macam adat warisan bangsa.
Terima kasih Mas, telah berbagi ilmu.
Dahulu nenek bunda juga sempat makan sirih,lengkap dengan kapur sirih dan buah pinangnya.
Salam.
Ping-balik: Pernikahan Adat Masyarakat Tengger Jatim « Batavusqu
Ping-balik: Pernikahan Adat Masyarakat Tolaki Sultra « Batavusqu
nice blog…
terima kasih atas infonya…