Amplop dari Palu

Salam Takzim

Sahabat dan Pembaca batavusqu yang budiman

Pagi tadi saat pulang dari Masjid di perjalanan saya menemukan amplop coklat kecil bertuliskan Dokumen Penting tetapi tidak tersegel. Didalam amplof terdapat surat surat yang menurut saya cukup penting, namun setelah tahu isinya saya jadi teringat amplop dari Palu.  Sebuah peristiwa  dari Palu dan menjadikan peringatan, inilah surat dari Palu : PALU –  Sebuah modus penipuan gaya baru dengan maksud menguras uang tabungan di bank milik korbannya sedang marak terjadi di Kota Palu, tidak tertutup kemungkinan modus serupa akan menyebar ke kota lain di Indonesia.

Warga Kota Palu di Sulawesi Tengah dihimbau untuk mewaspadai penipuan gaya baru dengan memanfaatkan dokumen berharga tapi palsu, karena cara yang dikembangkan oknum pelakunya itu dapat dengan mudah mengecoh seseorang untuk menjadi korban.

“Sudah ada beberapa warga yang menjadi korban melaporkan kepada pihak kami mengenai penipuan gaya baru ini, dan polisi tengah melakukan penyelidikan,” kata Kasat Reskrim Polresta Palu AKP Stefanus MT SIK kepada ANTARA di Palu, Sabtu.

Ia menjelaskan, modus operandi yang dilakukan pelaku yaitu sengaja meletakkan amplop surat berisi sejumlah dokumen penting di tempat tertentu, terutama pada teras rumah warga yang kategori mewah.

Pada amplop surat itu terdapat logo PT Nico Graha Pavindo beralamat di Jalan Kerta Jaya Timur 14 C-9 Surabaya, dan di bagian bawahnya bertuliskan “Dokumen Penting”.

Sementara isi amplop tersebut terdapat selembar kertas cek BRI Cabang Manokwari bernilai Rp4.700.000.000 beserta Surat Keterangan Tanah yang diterbitkan oleh BPN Kabupaten Manokwari serta dibubuhi stempel resmi dan tandatangan pejabat setempat.

Selain itu, terdapat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atas nama PT Nico Graha Pavindo yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

“Dengan bukti beberapa dokumen penting itulah mengakibatkan banyak warga tertipu karena mengira dokumen ini asli, padahal setelah kami melakukan pelacakan semua isi amplop itu hanya rekayasa belaka,” kata dia.

Masih, menurut Stefanus, si penemu dokumen penting yang dikemas dalam amplop bersegel tapi mudah dibuka itu merasa terpanggil untuk mengembalikan kepada pemiliknya dengan menghubungi nomor telepon yang tertera di dalamnya.

Si penerima telepon yang dihubungi itu kemudian menyatakan sangat berterima kasih kepada penemunya.

“Dari sini pelaku yang sudah mendapatkan mangsa mulai mengiming-imingi calon korban yang berniat mengembalikan semua dokumen tersebut dengan memberikan uang ucapan terima kasih senilai Rp100 juta,” tuturnya.

Tapi, lanjut dia, setelah itu pelaku kemudian meminta nomor rekening bank milik calon korban guna mentrasfer sebagian uang ucapan terima kasih yang dijanjikannya, sedangkan sisa uang lagi akan diserahkan langsung oleh seseorang yang segera diperintahkan pelaku sekaligus mengambil dokumen temuan itu.

Stefanus mengatakan, dari beberapa korban yang dimintai keterangan oleh polisi, ternyata uang muka untuk ucapan terima kasih yang dijanjikan oleh pelaku tidak pernah masuk ke rekening korban.

Akhirnya, para korban kembali menghubungi si pelaku melalui telepon untuk mengkonfirmasikan kembali pengiriman uang yang gagal tersebut.

Lagi-lagi, katanya lanjut, si pelaku dengan akal-bulusnya berkilah kalau pengiriman uang muka ucapan terima kasih itu belum berhasil terkirim karena terjadi gangguan sistem tranfer di mesin ATM.

Untuk meyakinkan calon korbannya mengenai kondisi jaringan pengiriman di mesin ATM tersebut, si pelaku kemudian menyuruh mereka mencoba mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening bank yang sudah diberikan dan bahkan pelaku pun sampai ikut menuntun cara-cara pengirimannya.

“Ada beberapa korban sudah mentransfer uang jutaan rupiah seperti yang diminta pelaku, dan ternyata belakangan mereka menyadari kalau semua itu hanya merupakan penipuan belaka,” katanya.

Stefanus mencurigai modus penipuan semacam ini sudah berkembang selama beberapa bulan terakhir di Palu, sehingga ia berharap mereka yang merasa dirugikan segera melaporkan ke instansi kepolisian terdekat guna dilakukan pengusutan.

Kota Palu dan banyak kota kabupaten di Provinsi Sulteng sebelumnya marak dengan penipuan dengan modus operandi “penerima undian mobil” dan korbannya diminta mengirimkan uang untuk biaya pengiriman barang serta untuk kepentingan membayar pajak.

———————————————————————————————————————

Nah sahabat dan pembaca Batavusqu semoga kita tidak menjadi korban selanjutnya, yang hari ini sudah mewabah di pinggiran kota Jakarta.

Salam Takzim Batavusqu

51 pemikiran pada “Amplop dari Palu

  1. walah, kok ya ada saja usaha orang melakukan penipuan.
    yang penting , kita harus selalu waspada ya Mas.
    dan, jgn mudah tergiur iming2 uang yg besar, padahal hanya tipuan.
    salam

  2. wah ini penting sekali untuk untuk di ketahui orang banyak,supaya tidak menelan korban
    Ditempat saya ada modus penipuan barang antik berupa meja marmer giok, pelakunya dua orang berbeda. pelaku pertama berpura-pura menitipkan barang antik. pelaku kedua beberapa hari kemudian datang berniat membeli barang antik tersebut senilai 2 milyar. korban diminta mengirim uang terlebih dahulu…hmm kasihan korban tertipu sampai 50 juta

  3. Modus seperti ini belum pernah saya temukan di tempat saya, semoga dengan adanya postingan ini membuat kita lebih waspada dalam menghadapi setiap usaha penipuan.
    makasih banyak Kang Isro sudah membaginya disini.
    Salam hangat selalu.

  4. surat semacam itu sering ditemukan karyawan saya pak… klo liat model cek-nya sih yg membuat cetakannya kurang profesional..wong seperti di-scan gitu.. jd ketahuan klo itu tipu2. 🙂

  5. wahhh benar sekali pak..
    lia pernah baca dikoran ada juga yang ketipu gara2 ini 😦
    harus benar2 waspada…. skrg modus penipuan bisa apa saja
    makasih pak

  6. dimana-mana upaya selalu ada sebenarnya mas, saya di sms nomer 0852…… berhadiah avanza.. dibawah di tulis TELKOMSEL……… sebenarnya yang sms itu bego bener,,, kurang berwawasan,,, apa dia gak tau kalau nomernya kelihatan, saya sms balik..”avanzanya buat kamu aja, saya sedekahin, saya sudah punya 2 CRV di rumah..
    😛

    kesian ya mas

    1. Tuh nomor kayanya saya kenal mbak hehehe, ngapain juga pakai sms, mending datang aja bawa tuh avanzanya sekalian biar bisa kenal CRV silver dan putih

  7. Modus ini pernah terjadi di Bogor, kang. Sekitar 1-2 tahun yang lalu. Tapi gak ada yang lapor. Saya pernah melihat berkas-berkasnya kok. Seperti kata kyaine, dokumen cek sepertinya hasil print out-scanning, gak asli. Ketahuan tipu-tipunya.

    Pelajaran berharga untuk mereka yang tergiur kekayaan dengan cara mudah dan gampang.
    Salam.

  8. Gawat juga ya, Pak…
    Kasihan warga yang nggak ngerti, ketipu deh jadinya 😦
    Di depan rumah tante saya pernah ada bungkusan sabun yang berisi kupon hadiah. Untung saja kami paham kalo itu tipuan aja 🙂

Tinggalkan komentar