Hari Buruh Internasional

Salam Takzim

Sahabat dan pembaca batavusqu yang berbudi

Hari ini adalah hari buruh Internasional yang selalu disuarakan oleh para pecinta gerakan, para pecinta reformasi dan para aktivis mahasiswa. Jadi ingat masa masa orientasi deh masa masa yang menyebutnya sebagai AKTIFIS REFORMASI, saat peringatan hari buruh 10 tahun silam. kala itu aqu ikut menyuarakan keluhan para buruh sejagad yang perlakuannya sangat sangat tidah dihargai, dari mulai gaji, kesehatan dan rasa aman untuk bekerja tidak diberikan secara utuh. Padahal jerih payah para pekerja itulah yang menjadi landasan pembangunan di berbagai sektor.

Berbicara hari buruh internasional, ada kenangan dari salah seorang sahabat di dunia nyata tentang hari buruh internasional, semoga hanya sebagai kajian bukan untuk yang lebih. Inilah Kajian itu

Buruh Bersatu, Hancurkan Rezim Neoliberal!
Bangun Kekuatan Politik Alternatif!

Salam rakyat pekerja,

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), mutasi, intimidasi, dan kriminalisasi terhadap pengurus serikat buruh/pekerja, upah murah, sistem kerja kontrak, outsourcing, dan lain-lain masih menjadi masalah besar dalam dunia perburuhan di Indonesia. Padahal Indonesia yang telah meratifikasi Konvensi ILO No 87 tahun 1948 mengenai kebebasan berserikat melalui Kepres No 83 tahun 1998 serta adanya UU No 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, tetapi tidak pernah dihiraukan oleh para pemilik modal maupun rezim neoliberal. Hal itu terbukti selama 5 tahun ini, dimana berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh LBH Jakarta, ditemukan 49 kasus pelanggaran terhadap hak-hak buruh mulai dari mutasi pengurus serikat, PHK, pemberian sanksi akibat menjalankan kegiatan berserikat, juga upaya kriminalisasi terhadap pengurus serikat. Padahal, seharusnya Undang-undang tersebut dapat menjamin kebebasan berserikat bagi serikat buruh/pekerja. Namun pada praktiknya, kasus-kasus anti kebebasan berserikat (union busting) masih saja terus terjadi.

Namun menariknya, rezim neoliberal telah mengklaim bahwa angka pengangguran telah menurun, yang selanjutnya dinyatakan sebagai bukti keberhasilan pembangunan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Per Agustus 2010, BPS Indonesia mencatat, bahwa angka pengangguran terbuka menurun dari 7,4% menjadi 7,14% dan angkatan kerja yang menganggur sebesar 8,32%. Klaim rezim neoliberal ini jelas merupakan pemaknaan yang sempit terkait kerja yang dianggap hanya sebagai hak untuk bekerja saja, sehingga kebijakan rezim neoliberal hanya diarahkan untuk mencapai suatu kondisi dimana angka pengangguran berkurang. Sementara hak yang terkait dengan kerja sebenarnya lebih luas dari itu, dimana seharusnya meliputi hak bebas memilih pekerjaan, hak atas kondisi kerja yang adil, hak atas jaminan sosial, hak untuk mogok, hak untuk berorganisasi, dan hak-hak kerja lainnya.

Kebijakan perburuhan dari rezim neoliberal tentunya terkait dengan tiga paket kebijakan perburuhan (UU No 21 Tahun 2000, UU No 13 Tahun 2003, dan UU No 2 Tahun 2004) yang diarahkan untuk menciptakan pasar tenaga kerja yang fleksibel (flexibility labour market). Tiga paket kebijakan tersebut merupakan upaya balas jasa dari pemerintah Indonesia ketika berhutang melalui Letter of Intent (LOI) pada IMF. Sejak saat itu, hubungan perburuhan di Indonesia dibuat sefleksibel mungkin, termasuk kemudahan melakukan PHK dan merotasi buruh/pekerja. Jelaslah, kebijakan ini hanya untuk memberikan keuntungan bagi para pemilik modal saja.

Dari penciptaan pasar tenaga kerja yang fleksibel tersebutlah, maka kondisi buruh di Indonesia semakin memburuk. Bahkan angka pengangguran dari tenaga kerja terampil juga melonjak tajam. Pada tahun 2007, jumlahnya sekitar 740.000 orang sarjana dan awal tahun 2009 bertambah mendekati angka satu juta atau lebih dari 900.000 sarjana yang menganggur.

Kondisi yang buruk dalam dunia perburuhan di Indonesia juga semakin memacu meningkatnya angka kemiskinan di kalangan rakyat pekerja Indonesia. Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2011 yang rata-ratanya mencapai 8,69% atau mendekati 9% juga tidak banyak menolong, ketika harga-harga kebutuhan pokok turut melambung tinggi. UMP yang paling tinggi adalah Provinsi Papua Barat, sebesar Rp 1.410.000, dan yang paling rendah adalah Provinsi Jawa Tengah, sebesar Rp 675.000. Bahkan kadang kala beberapa perusahaan nakal membayar upah buruhnya dibawah UMP daerahnya masing-masing.

Sementara Mayday 2011 sudah hadir hari ini. Dalam kondisi keterpurukan kaum buruh, maka bagaimana kita memaknai Hari Buruh Internasional atau Mayday tahun ini, sehingga perayaan Mayday tidak jatuh pada ritual semata? Dalam sejarahnya, Hari Buruh Internasional atau Mayday muncul berkaitan erat dengan perjuangan kelas rakyat pekerja. Setelah terjadinya revolusi industri di Inggris dan revolusi politik di Perancis pada abad ke-18, muncul sebuah masyarakat baru, yang disebut masyarakat kapitalis. Kelangsungan hidup masyarakat borjuis modern atau masyarakat kapitalis ini didasarkan pada penghisapannya atas kaum proletariat. Penghisapan itu sedemikian kejamnya, sehingga kelas buruh hanya bisa bekerja untuk makan hari ini demi mempertahankan hidupnya agar bisa bekerja pada esok harinya. Sementara proletariat adalah sebuah kelas yang hanya hidup selama mereka mendapat pekerjaan, dan hanya mendapat pekerjaan selama kerja mereka memperbesar kapital.

Akibat penindasan yang terus berlanjut itu, mulai muncul perlawanan kaum buruh di tingkat pabrik. Tuntutannya berkisar pada pengurangan jam kerja per minggu. Di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), pada 1791 tukang kayu melakukan pemogokan menuntut 10 jam kerja sehari. Pada 1835, kaum buruh Philadelphia kembali mengorganisir sebuah pemogokan umum, yang dipimpim oleh buruh tambang batu bara Irlandia. Dalam pemogokan itu, mereka memasang spanduk dengan tuntutan: “From 6 to 6, ten hours work and two hours for meals” . Empat tahun kemudian, pada 1839 di tempat yang sama, tuntutan 10 jam kerja sehari itu telah menjadi tuntutan umum.

Gerakan menuntut 10 jam kerja sehari tersebut, kemudian mulai berdampak nyata pada kehidupan kaum buruh. Dari tahun 1830 sampai 1860, rata-rata kerja sehari berkurang dari 12 jam menjadi 11 jam. Pada tahun 1855, berlangsung Kongres Umum Pekerja di Baltimore, AS, yang dalam deklarasinya mengatakan, “Tugas pertama dan mendesak saat ini, adalah membebaskan negeri ini dari perbudakan kapitalis, dengan jalan menjadikan tuntutan 8 jam kerja sehari sebagai hari kerja normal di seluruh pabrik di AS.”

Pada tanggal 1 Mei ini, di Chicago, sekitar 90 ribu orang berdemonstrasi massal menuntut pengurangan jam kerja, dari 10 jam sehari menjadi 8 jam kerja sehari. Dua hari kemudian, polisi membubarkan demonstrasi ini dengan kekerasan sehingga menyebabkan enam orang terbunuh. Namun tanpa mengenal rasa takut, kaum buruh kembali melakukan rally menuju Haymarket Square di Chicago. Dalam aksi damai tersebut, polisi tiba-tiba melemparkan bom ke tengah-tengah barisan demonstrasi, sehingga mengakibatkan delapan orang terbunuh, 200 lainnya mengalami luka-luka. Kemudian pada tahun 1890, 1 Mei kemudian dinyatakan sebagai Hari Buruh Internasional, yang kemudian populer dengan istilah Mayday.

Rakyat pekerja di Indonesia tentunya harus memaknai Mayday 2011 sebagai sebuah perjuangan kelas untuk menumbangkan kelas kapitalis, seperti halnya yang dilakukan sebelumnya. Buruknya kondisi perburuhan di Indonesia saat ini, tentunya harus juga menjadi tantangan sekaligus harapan. Kaum buruh di Indonesia harus menyadari, bahwa kelas rakyat pekerja di Indonesia harus berupaya untuk membebaskan dirinya dari penindasan dan penghisapan kelas borjuasi. Kelas rakyat pekerja di Indonesia, walaupun telah dibungkam selama masa pemerintahan Orde Baru, selalu kembali bangkit bergerak dan berlawan. Perlawanan itu mulai dari yang kecil-kecil hingga yang berskala massal; dari tuntutan pemenuhan hak-hak normatif hingga ke tuntutan yang sifatnya politik-ideologis. Kemenangan kelas rakyat pekerja tidak bisa dibangun dari atas, dari praktek paternalistik, elitis, dan dogmatik. Kebangkitan dan kemandirian kelas pekerja akan menjadi karya dari kaum pekerja itu sendiri.

Mayday bukanlah peringatan ulang tahun dari gerakan buruh, tetapi Mayday adalah peringatan untuk melanjutkan perjuangan. Dari sejarah panjang gerakan buruh, kekuatan dari gerakan buruh hanya bisa dicapai jika mereka bersatu dengan gerakan rakyat pekerja pada sektor lainnya dan membangun kekuatan politik alternatif untuk menumbangkan kekuatan borjuasi.

Bersatulah kaum pekerja Indonesia…!!! Rebut hakmu..

Tulisan ini dipinjam dari FB Edysatria tarigan Girsang, disaji untuk dikaji bukan untuk dihina apalagi dicaci

——————————————————————————————————————————————————

Salam Takzim Batavusqu

Hari Buruh Internasional|Apalah arti sebuah pertemuan|

65 pemikiran pada “Hari Buruh Internasional

  1. baiklah, saya sudah menyimak baik2 tentang Hari Buruh ini

    tapi bagaimana ya cara protesnya agar kata BURUH itu bisa diganti dengan yang lebih manusia??? 😀

  2. (Maaf) izin mengamankan KEEMPAX dulu. Boleh, kan?!
    Sat Mei…. satu Mei… Semoga buruh di negeri ini semakin mendapatkan perhatian dan bukan sekedra eksploitasi belaka

  3. Mari Kang serukan hak2 buruh setelah kewajiban2 nya dipenuhi… Buruh juga manusia, butuh kewajaran dalam bekerja,tidak hanya jadi bahan perah kaum borjuis… Btw, makasih share nya Kang, jadi tahu alasan 1 mei dijadikan Hari Buruh Internasional 🙂

    Salam Takzim

    1. mari sama sama kang kita suarakan lewat postingan hehehe
      agar para pembaca yang budiman lebih semangat berkarya dengan pemberian kewajaran
      makasih kang

  4. Selamat hari buruh untuk para pahlawan pengusaha !
    Rapatkan barisan demi sebuah perjuangan demi hak-hak buruh yang telah dilindungi Undang-undang, yang selalu dipermainkan dan lecehkan oleh oknum-oknum pengusaha dll yang punya kepentingan.Karena disana ada hak isteri dan anak kita.

    Sukses selalu

    Salam

    Ejawantah’s Blog

  5. Ping-balik: Ki Hajar Dewantara bapak pendidik bangsa « Batavusqu

  6. Bener mas, kalo di US labor day kerasa banget, kita libur dan dapat gaji! cihuy! banyak diskon2 juga kaya holiday aja! 😀 di indo gitu gak ya???

    Hak-hak buruh di US sangat ketat terjaga, kalo macem2 bisa berabe urusannya, kalo di indo, OT aja ada yang sukarela dengan alasan bonus di belakang… *yakin tuh??? heheheheh… no body knows…

    1. hehehe saya malah ga tau di Amerika libur dapat gaji, manstab deh buat bang prima yang kerja disana
      Terima kasih sudah berkunjung bang, demikian pula dengan warna yang diberikan

  7. Ping-balik: Indahnya pertemuan mr. « Batavusqu

  8. Ping-balik: Award award itu begitu menggoda « Batavusqu

  9. Ping-balik: Yang tersirat untuk osama bin laden « Batavusqu

  10. Ping-balik: Yang tersirat dari osama bin laden « Batavusqu

  11. Ping-balik: Keris Senjata Adat Jawa « Batavusqu

  12. Ping-balik: Bedog dan baliung senjata baduy « Batavusqu

  13. Ping-balik: Reportase aktivitas « Batavusqu

  14. Ping-balik: Hiatus « Batavusqu

  15. Ping-balik: Copot Label Hiatus « Batavusqu

  16. Ping-balik: Hari bersih menuju hari sehat « Batavusqu

  17. Ping-balik: Suku Dayak yang membumi « Batavusqu

  18. Ping-balik: Pengumuman yang terlambat « Batavusqu

  19. Ping-balik: Ikut memeriahkan lomba yuk « Batavusqu

  20. Ping-balik: Review D-D « Batavusqu

  21. Ping-balik: Review novel curhat sang presiden « Batavusqu

  22. Ping-balik: Blog Susindra Berbagi « Batavusqu

  23. Ping-balik: Perjalanan panjang bersepeda « Batavusqu

  24. Ping-balik: Perjalanan lucu bersepeda « Batavusqu

  25. Ping-balik: Catatan buat sahabat « Batavusqu

  26. Ping-balik: Musik Rakyat « Batavusqu

  27. Ping-balik: Kopdar yang membawa berkah « Batavusqu

  28. Ping-balik: Foto-foto kopdar « Batavusqu

  29. Ping-balik: 4 Senjata adat suku Jambi « Batavusqu

  30. Ping-balik: Kompetisi Tenaga Laboran « Batavusqu

  31. Ping-balik: Senjata adat Papua « Batavusqu

  32. Ping-balik: Kedasyatan ngeblog « Batavusqu

  33. Ping-balik: Puisi diri « Batavusqu

  34. Ping-balik: Ilmu dan Iman « Batavusqu

  35. Ping-balik: Penghargaan untuk Sahabat « Batavusqu

Tinggalkan Balasan ke dmilano Batalkan balasan