Jum’at, 18 Desember 2009
Salam Takzim
Pembaca dan sahabat batavusqu yang berbahagia
Pada upacara adat non perkawinan berikut batavusqu kembali mengangkat postingan malam 1 suro, ya kali ini sahabat dan pembaca diajak melihat sisi lain malam 1 suro di Tuban sebagai upacara adat yang sampai saat ini masih diperingati. Kepada sahabat dan pembaca batavusqu dimana saja berada seperti biasa postingan ini bukan mencari nilai-nilai yang kurang baik (kemusyrikan) namun hanya menampilkan nilai-nilai sejarah. Tersaji bukan untuk dipuji apa lagi dihina, namun tersaji hanya untuk dinikmati.
.
Nah sahabat inilah sisi lain malam 1 suro di Tuban
.
Sebagian besar masyarakat Jawa meyakini bahwa bulan Suro merupakan bulan paling keramat sepanjang tahun. Karena itu, Suro diyakini menjadi waktu yang tepat untuk lelaku atau melakukan ritual mengasah ilmu supranatural.
.
Sejumlah lokasi keramat di Kabupaten Tuban, yang menjadi langganan warga untuk melakukan ritual tahunan mulai tampak kesibukanya menjelang datangnya 1 Suro. Salah satunya adalah Goa Gembul yang berada di Dusun Gembul, Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
.
Meski awal Suro baru jatuh pada Sabtu (19/12) mendatang, tempat keramat itu sudah mulai menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak beberapa hari terahir. Sejumlah warga mulai mendatangi goa di pinggir tebing perbukitan batu kapur –yang konon merupakan tempat rapat Walisongo pada zaman dulu– untuk menyiapkan ritual pada Suro tahun ini.
.
Salah satunya yang dilakoni oleh Mbah Sakimo, 65, warga Dusun Mbokgedhe, Desa Jadi yang sudah tiga malam ini bertapa di sana. Paranormal yang biasa menyembuhkan sejumlah penyakit ini tiap tahun bertapa di Gembul. “Sudah empat malam terhitung sampai Kamis malam ini. Tapi, siang hari bekerja di ladang seperti biasa,” kata Sakimo didampingi cucunya yang bernama Ari.
.
Mbah Mo, panggilan Sakimo, mengaku bahwa pertapaan yang dilakukan pada Suro tahun ini salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencari kesembuhan penyakit yang sedang dideritanya. “Akhir-akhir ini badan saya sering sakit. Semoga dengan bertapa ini, Tuban memberikan kesembuhan atas penyakit saya,” tambahnya.
.
Juru kunci Gembul, Samidin, 50, ketika ditemui Surya Rabu (16/12) kemarin membenarkan bahwa aktivitas paling banyak di petilasan Walisongo tersebut adalah saat bulan Suro. “Setiap tahun selalu kita adakan ritual rutin. Waktunya, pada Kamis Pon malam Jumat Wage pada bulan Suro. Atau kalau tidak ada, maka dilaksanakan pada Kamis Kliwon, Malam Jumat Wage. Jadi bukan setiap tanggal satu Suro,” katanya.
.
Diungkapkan bapak empat anak yang sudah 10 tahun menjadi juru kunci Gembul tersebut, Suro-an di Gembul tidak pernah dipersiapkan sedemikian rupa. Hanya saja, ketika pas jadwalnya, banyak sekali warga yang datang dengan sendirinya dengan membawa ayam, kambing atau sapi untuk disembelih di halaman goa dan kemudian dimakan bersama-sama.
.
“Tidak ada undangan atau persiapan resmi. Mereka biasanya yang sedang melaksanakan nadzar,” ujarnya. “Seperti yang dulu pernah bertapa di sini kemudian bernadzar akan menyembelih sapi atau kambing ketika maksudnya itu terwujud. Kemudian nadzar itu dilaksanakan pada saat Suro-an seperti ini,” tambahnya mencontohkan.
.
Sejumlah warga yang biasa bertapa atau melakukan ritual di Gembul berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Mulai dari Jawa Timur sendiri, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Sulawesi dan Kalimantan.
.
Tujuannya bermacam-macam. Mulai dari yang sekedar lelakon ilmu kanuragan, mencari kesembuhan penyakit sampai yang ingin mendapatkan jabatan.
.
Bahkan, menurut Samidin, Bupati Tuban Haeny Relawati bersama suami juga pernah berkunjung ke Gembul. “Banyak yang ke sini, mulai pejabat, aparat atau orang-orang yang memang gemar bertapa di tempat-tempat seperti ini. Bahkan, saat belum menjadi bupati dulu, Bu xxy bersama suaminya juga ke sini,” kisah Samidin.
.
Gembul sendiri sejak tahun lalu sudah direnovasi sedemikian rupa dengan tembok yang ditutup mori dan beralas keramik. Dana renovasi dari sumbangan para pengunjungnya. Konon, dahulu kala Gembul adalah tempat berkumpulnya para Wali Songo untuk mengadakan rapat sebelum membagi wilayah perjuangan di tanah Jawa.
.
Goa di perbukitan batu kapur ini terbagi menjadi tiga ruang yang dulunya hanya disekat dengan kayu dan kain mori. Ruang pertama untuk mengaji, ruang tengah untuk bertapa dan ruang paling ujung terdapat ranjang peninggalan para wali yang sampai sekarang masih ada.
“Ruang itulah konon tempat berkumpulnya sembilan wali,” kisahnya.
.
Termasuk tangga dari kayu yang terpasang disana juga masih asli peninggalan sejak zaman dulu. Selain itu, juga ada batu besar berbentuk bulat panjang di depan goa yang dinamakan Batu Gajah. Konon, batu tersebut dulunya untuk tempat menali gajahnya para wali yang sedang rapat. “Tapi bukan gajah seperti pada umumnya,” kata Samidin.
.
Warga yang ingin berkunjung ke Gembul, syaratnya tidak boleh sombong. Wanita yang sedang datang bulan juga tidak diperkenankan meski hanya menginjak tangga. “Pernah ada pertapa dari Jawa Tengah yang sombong. Saat pertama masuk dia mengaku sudah terbiasa bertapa dan lokasi seperti ini dianggap enteng. Tapi, ketika masuk di ruang tengah tubuhnya langsung berputar-putar sambil berteriak-teriak histeris,” ungkap juru kunci ini.
.
Sedangkan untuk wanita, penah juga ada segerombol siswi yang sedang berkemah nekat masuk dalam keadaan datang bulan. Beberapa jam kemudian mereka kesurupan sampai menggelepar-gelepar.
.
Gembul tunggulah kedatangan saya
Hadiiiirrrrrrrrr
Sakali lagi hadiiirrrr 😛
Hebat kang Dadang Tea
PERTAMAXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
KEDUA DI PEGANG DULU ………
KETIGA : TAK LUPA MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1431
KEEMPAT : SEMOGA SUKSES SELALU TUK KANG ZIPOER AND FAMILY
4 in 1 Kang Alwi Tanks sudah berbagi
Bagi dong 😛
Ambil kang
KELIMA : HIIIIIIIIII …. KOK RADA-RADA SEREM YAAAA MALAM 1 SURO HIIII KABOOOOOOOOOOOOORRRRRRRRRRR
Ya..rada sieuuunnn dan keeuueuung 😀 ;D
Wah memang enak kalau disana, keliling jakarta tadi sepi saja ..
Selamat berhijrah (moving and changing or reformating) menuju “kota” (lahir atau batin) yg memperbaiki kadar kemanusiaan kita semua. Tak ada yg terlalu tua dan terlalu muda utk berhijrah dan terus berhijrah.
Hijrah bukan harus tetep pak tetapi hijrah untuk berubah kan
Terima kasih pak atas warnanya
Adat jawa memang menganggap sakral malam 1 syuro sehingga banyak melakukan ritual tertentu
Bukan hanya jawa kang banyak daerah lain yang melakukan ritual malam 1 suro seperti diantaranya pelembang, banjar, peuleuari, sumbawa dll, terimakasih warnanya
Malam satu suro dalam masyarakat Jawa adalah suatu perayaan tahun baru menurut kalender Jawa, suatu penanggalan yang diciptakan oleh Sultan Agung dengan mengadopsi perhitungan tahun hijriah. Malam satu suro jatuh mulai terbenam matahari pada hari terakhir bulan terakhir kalender Jawa (30/29 Besar) sampai terbitnya matahari pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya (1 Suro). Tidak ada yang tahu pasti mulai kapan masyarakat jawa mensakralkan malam 1 suro ini, tetapi peringatan ini dimulai dari kraton Surakarta dan Yogyakarta, yang akhirnya terbawa sampai ke daerah2 lain dng dmodifikasi sesuai adat dan kebiasaan daerah setempat.
Betul pak, saya juga tidak tahu persis tradisi pergeseran tahun dilakukan dengan upacara adat, terimakasih pelengkap yang diberikan sebagai khasanah budaya.
Banyak sekali tempat dan budaya daerah yang dikenalkan Ms Batavusqu ini. Termasuk saya baru mendenga Gembul yang relatif dekat dari Surabaya. Terima kasih sudah mengenalkan Mas.
Salam 🙂
Saya juga tertarik dengan goa Gembul dan goa Akbar yang tidak jauh dengan tempat lokasi para wali songo, terima kasih kang atas kehadirannya
selamat tahun baru hijriah…
btw, mau ngajak utk ikutan tasyakuran blog dila di http://dhila13.wordpress.com/2009/12/17/tasbih-bukan-kontes-biasa-sticky/ yang beruntung nanti akan dapat sebuah novel sebagai bingkisan.. dateng yaa… 🙂
sudah daftar mba Dilla
Mau tanya dulu nih Mas… judulnya sisi lain malan 1 suro di Bantul, tapi isinya kok tentang Gembul di Tuban? Bukankah itu dua daerah yang berbeda?
Sebuah tradisi memang sulit untuk diperbaiki, tapi bukan berarti tidak bisa. Perlu cara yang sangat elegan dan terhormat untuk dapat melakukannya. Para walisongo telah menunjukkan cara untuk itu. Sepertinya perlu kita tiru… 😀
Salam takzim juga ya mas
eh iya, keliru maklum sudah larut saat membuatnya, terimakasih kunjungannya uda, maap saya belum sempat ke rumah uda
BangZip apa kabarnya?
Selamat Tahun Baru 1431 Hijriah,
Maaf lahir batin,
Semoga amal ibadah kita ditahun ini akan semakin baik, semakin meningkat dan mendapat ridho Allah SWT.
Insya Allah kebahagiaan dan kesejahteraan selalu ada dalam diri kita. Amin
pasti indah, keliatan aneh bagi saya, tapi pasti mengasyikan
2 in 1 Kabar baik kang, saya juga menyampaikan hal yang sama dengan inti kita perbaiki yang kurang dan kita tingkatkan yang lebih
dengan tetap berpedoman kepada Al-qur’an dan Hadist
Sukses selalu untuk kang dedekusn
pas banget malam 1 suro bertepatan dengan malam jum’at kliwon
Betul pak, jarang jarang ini terjadi pak, oh ya terimakasih atas kunjungannya pak
setiap daerah memang mempunyai cara sendiri2 utk menyambut 1 suro ini.
Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1431 H.
Semoga dgn hijrah ini, kita bisa menjadi orang yg lebih bermanfaat bagi orang lain, amin.
salam hangat utk keluarga, Mas Zipoer.
salam.
Terimakasih Bunda atas kehadirannya, maap kesibukan hari ini sampai lupa main kerumah, insya Allah sebentar saya kesana bund
Selamat Tahun Baru Om,Semoga kita diberikan ampunan sang Widi,
Amin ya Robal Alamin, terimakasih Kang Dadang
Selamat Tahun Baru 1431 Hijriah… 🙂
semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya… 🙂
Semoga fit
Selamat tahun baru Hijriyah sahabat, semoga tahun ini pribadi kita, rezeki kita dan kehidupan kita lebih baik dari tahun kemarin…Amien
Amin ya Robbal Alamin, hatur kasih kang upin dan ipin
Selamat tahun baru Hijriah 1431H
sama sama sahabat
memang 1 suro di daerah jawa sangat terkenal, pasti ada banyak upacara upacara adat.
salam,
Betul kang P. Jawa adalah pulau terbanyak kerajaan nya
adat di jawa ttg suro emang kental…tp saya ga termasuk yg ikut2n Om, muhasabah dan pengajian ajah, hehe 😀
Semoga hasil muhasabah dapat menjadikan perbaikan diri pak
Saya pernah ke Tuban tetapi belum masuk ke Goa ini. Perayaan 1 Suro memang berbeda-beda ya mas.
Saya dengar ada suatu tempat yang mengadakan ritual sex dalam rangka memperingati sesuatu acara. Saya tidak tahu apakah acara itu masih ada. Coba mas Isro gali dan telusuri dimana acara itu.Ini akan menarik karena acara itu juga ada tujuannya.
Salam hangat dari Surabaya
iya pakde di bukit kemukus, hehehe terimakasih pakde sudah memberi warna
Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1431 H.
SMA dan SMP
sama-sama deh
Selamat Tahun Baruuuuuu……….!!!!!
terimakasih, sama-sama selamat ya
katanya malem satu suro cuci keris yah bang
^.^
cuci keyboard saya bang
Ping-balik: Ritual Tersexi di Pulau Jawa « Batavusqu
Selamat Tahun baru 🙂
Met tahun baru juga
Ping-balik: Upacara si Rambut Gimbal « Batavusqu
Ping-balik: Tradisi Bayi Turun Tanah 3 « Batavusqu
Ping-balik: Tradisi Bayi Turun Tanah 4 « Batavusqu
Ping-balik: Tradisi Bayi Turun Tanah 5 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Ada Kutu di Wordpress « Batavusqu
Ping-balik: Kata Orang Kutu Bikin Gatel « Batavusqu
Ping-balik: 9 Hari Pertama PATAS 2010 « Batavusqu
Ping-balik: Pengantar Puasa Senin Kamis « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 1 « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 2 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 2 « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 3 (habis) « Batavusqu
Ping-balik: KutuBacaBuku di Batavusqu « Batavusqu
Ping-balik: Informasi Senjata, Gratisss ! « Batavusqu
Ping-balik: Golok bukan go! Blog « Batavusqu
Ping-balik: Kujang; Ajimat Raja Pasundan « Batavusqu
Ping-balik: Artikel Terunik Pertama Leysbook « Batavusqu
Ping-balik: Artikel Terunik Pertama Di Leysbook « Batavusqu
Ping-balik: Rencong Milik Aceh « Batavusqu
Ping-balik: Kode Etik Nara Blog (Blogger) « Batavusqu
Ping-balik: Celurit di mata Carok « Batavusqu
Ping-balik: Hadiah Terunik Akhirnya Terbit « Batavusqu
Ping-balik: Ceria bersama Si Bungsu « Batavusqu
Ping-balik: Gerbang Baru Mulai Terbuka « Batavusqu
Ping-balik: Kemeriahan Humberqu « Batavusqu
Ping-balik: Berburu Dengan Sumpit « Batavusqu
Ping-balik: Humberqu Jilid 1 « Batavusqu
Ping-balik: 3 Hari yang tertinggal « Batavusqu
Ping-balik: Jambore Bersama Bhirawa « Batavusqu
Ping-balik: Risalah Untuk Rusma « Batavusqu
Ping-balik: Reportase Kemeriahan Humberqu « Batavusqu
Ping-balik: Ayoo gerakkan tubuh sambut pagi ceria « Batavusqu
Ping-balik: Tradisi Aruh Baharin 1 « Batavusqu
Ping-balik: Aruh Baharin 2 (habis) « Batavusqu
Ping-balik: Permohonan Maap « Batavusqu
Ping-balik: Nilai-nilai Budaya Makassar 1 « Batavusqu
Ping-balik: Nilai-nilai Budaya Makassar 3 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner khas Makassar 1 « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 2 « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 3 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Peduli Sahabat « Batavusqu
Ping-balik: Tali Asih dari Pakde Cholik « Batavusqu
Ping-balik: Penghuni Cempaka Mas Teler « Batavusqu
Ping-balik: Kupersembahkan untuk yang paling Sedjatee « Batavusqu
Ping-balik: Mengenang 64 Tahun Bandung Lautan Api « Batavusqu
Ping-balik: Jail ko tega sih « Batavusqu
Ping-balik: Mari Matikan Lampu Selama 60 Menit « Batavusqu
Ping-balik: Jakarta Kota Air (Bagian 2) habis « Batavusqu
Ping-balik: 3 Fasilitas Yang Mengganggu « Batavusqu
Ping-balik: Juri dapat cindra mata « Batavusqu