Masih ingatkah sahabat dengan Foto ini, ya seorang musisi reggae dan sekaligus sebagai tokoh panutan bagi kalangan pecinta reggae. Tetapi pembaca dan sahabat mohon maap postingan kali ini bukan akan menyajikan prilaku mbah surip dalam kesehariannya. Namun sahabat, batavusqu menyaji sebuah upacara ruwatan pemotongan rambut gimbal atau batavusqu singkat menjadi upacara si Rambut Gimbal ya Upacara si Rambut Gimbal
.
Seperti biasa disaji bukan untuk dipuji apalagi dihina tetapi tersaji hanya untuk dinikmati dan diketahui
.
Gaya rambut gimbal boleh jadi sangat populer di kalangan musisi reggae, tapi bila pemilik rambut gimbal ini datang ke daerah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, situasinya akan lain. Bisa-bisa si rambut gimbal ini dianggap bala atau pembawa bencana. .
Tradisi masyarakat yang tinggal di Dieng, Wonosobo dan sekitarnya mengharuskan anak-anak di atas umur 7 tahun yang memiliki rambut gembel (seperti rambut gimbal yang tumbuh alami) harus melakukan ruwatan cukur rambut gembel. Tujuannya agar segala ‘bala’ yang ditimbulkan sirna.
Bagi masyarakat Wonosobo, anak yang memiliki rambut gembel dianggap bisa membawa musibah atau masalah dikemudian hari, tapi bila diruwat anak tersebut dipercaya akan mendatangkan rejeki. Disamping itu ruwatan ini bertujuan agar si anak bisa hidup dengan rambut yang normal. Karena menurut Tito Dimejo, tokoh spiritual yang kerap melakukan ruwatan cukur rambut gembel ini, bila anak yang berambut gembel ini dicukur tanpa melakukan ruwatan bisa jadi rambut gembel tersebut tumbuh lagi dan kemungkinan anak tersebut bisa sakit-sakitan.
.
Keberadaaan rambut gembel bisa jadi sebuah fenomena, karena hanya anak-anak di kawasan Wonosobo dan sekitarnya yang mengalaminya. Selain itu rambut gembel juga bukan karena keturunan karena rambut gembel bisa tumbuh pada siapa saja. “Biasanya ciri-ciri anak yang akan tumbuh rambut gembel disertai panas tinggi selama beberapa hari,” jelas lelaki yang biasa disapa Tito ini. Setelah itu, beberapa helai rambutnya menjadi kusut dan menyatu. “Itulah mengapa disebut rambut gembel karena rambutnya mirip gelandangan yang tidak pernah merawat rambutnya,” jelasnya lagi.
Rambut gembel bisa tumbuh lebih dari satu helai, bahkan anak yang bernama Wulan, 7 tahun, yang diruwat pada akhir April lalu memiliki 23 helai rambut gembel. Menurut Tito anak yang berambut gembel merupakan keturunan Ki Kolodete yang merupakan salah seorang dari tiga pendiri Kota Wonosobo. Berbagai mitos yang melatari keberadaan rambut gembel ini. Ada yang bilang rambut ini merupakan rambut Kurowo yang hidup di alam para dewa lalu secara turun-temurun rambut ini tumbuh kepada anak cucunya hingga kepada Ki Kolodete yang hidup di alam manusia.
.
Versi lain menyebutkan bahwa Ki Kolodete bersumpah tak akan memotong rambutnya dan tak akan mandi sebelum desa yang akan dibangunnya makmur. Kelak, keturunannya akan mempunyai ciri seperti dirinya. Itu pertanda akan membawa kemakmuran bagi desa yang ditinggalinya. Orang tua yang memiliki anak berambut gimbal mesti memperlakukan si anak dengan istimewa. Apa pun yang diminta sang anak akan dikabulkan. Jika tidak, orang tua mereka percaya petaka akan datang.
.
Masih banyak mitos lainya seperti anak rambut gimbal merupakan kesayangan Nyi Roro Kidul sedangkan lainnya menyebutkan bahwa anak rambut gembel merupakan anak titisan Keling yang menjadi anak kesayangan “dayang” yang “menghuni” kawasan Dieng.
Beragamnya mitos tersebut tidaklah terlalu berarti, yang pasti bagi orang tua yang memiliki anak berambut gembel, harus memperlakukan anaknya dengan istimewa karena bisa mendatangkan rejeki tapi bila tidak akan ada malapetaka. “Bahkan ketika si Anak akan diruwat untuk dicukur rambutnya, orang tua harus menuruti segala permintaannya,” tutur Tito.
.
Permintaan anak tersebut nantinya harus dibawa ketika ruwatan berlangsung selagi itu memang memungkinkan. Menurut riwayatnya permintaan tersebut harus dipenuhi karena bila tidak si anak akan sakit-sakitan bahkan bisa berujung kematian dan orang tua akan mengalami musibah.
.
Ritual cukur rambut gembel bertujuan untuk mengembalikan rambut gembel kepada yang Maha Kuasa, dan agar pemilik rambut gembel yang menitipkan pada anak tersebut rela rambutnya dicukur serta di kembalikan kepada Sang Khalik. Selain itu si anak yang dicukur rambutnya agar memperoleh keberkahan dan kesehatan.
.
Untuk melakukan ruwatan inti tokoh spiritual atau dukun harus memandikan anak tersebut terlebih dahulu. Bisanya airnya diperoleh dari tempat-tempat kramat di kawasan Dataran Tinggi Dieng seperti di Goa Sumur.
.
Lalu sesajen seperti tumpeng putih dengan dihiasi buah-buah yang ditancapkan, hal ini menggambarkan rambut gembel. Tumpeng dianggap kepala sedangkan untaian buah-buahan sebagai rambut gembelnya. Lalu ada ayam kampung yang telah digoreng (bakakak), jajanan pasar serta 15 jenis minuman, seperti kopi manis dan pahit, teh manis dan pahit, selasih, susu, jawawut, dan sebagainya.
.
Setelah berdoa dan kepala anak tersebut diasapi dengan kemenyan barulah sang dukun memotong rambut gembel tersebut dengan sebelumnya memasukkan cincin yang dianggap magis ke tiap helai rambut gembel lalu mencukurnya satu-satu. Rambut yang telah dicukur lalu dibungkus dengan kain putih lalu kemudian dilarung di Telaga Warna Dieng atau ke sungai.
.
Sampai saat ini keberadaan rambut gembel masih sebuah misteri di Dataran Tinggi Dieng (Wonosobo dan sekitarnya). Dan belum ada penelitian medis mengenai fenomena tersebut. Tapi dibalik itu semua, ruwatan cukur rambut gembel yang telah membudaya mampu menjadi daya tarik pariwisata Jawa Tengah, khususnya Dieng.
Demikian Pembaca dan sahabat Batavusku, kembali disaji bukan untuk dipuji apalagi dihina tetapi tersaji hanya untuk diketahui Sumber Asli
Waktu masih SMA saya sering ke Wonosobo kebetulan SMAnya di Magelang dan banyak teman di sana jadi dekat …. dan waktu KKN malah di Banjarnegara itu berdampingan dengan Wonosobo dan jangan lupa disana disamping Rambut Gimbal yang terkenal ada juga makanan yg ueeenaaakk yaitu Mie Ongklok ….. ueeenaaaakkk tenan … Mak Nyuzzzzz
Mas, apakah ini sudah sejak lama ? Saya waktu ke Dieng dulu sama sekali tidak memperhatikan orang berambut gimbal ini. Jadinya baru tahu banget. Trims sekali atas infonya.
Salam 🙂
Ritualnya dilakukan sudah cukup lama kang, tetapi itupun kalau ada yang memang akan melakukan pemotongan rambut gimbal
Jika ada warga setempat yang melahirkan anak, kemudian setelah 1 tahun diketahui anaknya memiliki rambut gimbal maka dia akan menyiapkan segala persyaratan untuk upacara itu asal jangan melebihi usia anak 7 Tahun. begitu kang. Mungkin sewaktu kang Yayat kesana memang belum ada anak berambut gimbal kang
beberapa kali saya pernah menyaksikan berita tentang upacara ini di televisi, namun tidak selengkap ini informasinya. terima kasih sekali mas zipoer… 😀
Mungkin pemahaman orang saat menyaksikan acara pemotongan rambut gimbal diperkirakan cukup seperti itu uda, tetapi kalau tulisan harus banyak yang diulas agar pemahamannya sama dengan hasil tayangan TV
Makasih uda
Dieng nya kampung mana Kang? saya pernah tinggal di Dieng selama dua bulan tapi tak menemukan wujud gimbal kecuali hanya konon ceritanya itupun tak menyebut dimana letak desanya
anak itu kenapa rambutnya jadi gimbal kayak gitu ya Mas ?
atau memang sudah terjadi dgn sendirinya ?
kalau memang begitu, aneh juga ya.
Pantaslah lalu banyak mitos ttg mereka , sekaligus ada upacara tertentu juga utk mereka.
Subhanallah, rahasia Allah swt memang tdk akan ada yg mengetahui.
Terima kasih Mas Zipoer utk sharingnya.
Salam.
pola pikir anak sana belum segila anak jakarta yang minta HP BB, paling disana minta kostum superman, boneka, mobil-mobilan, yang paling tinggi ya sepeda kang
kebetulan saya berasal dari kota Winosobo, saya juga merasa heran dengan fenomena ini, kenapa rambut gimbal/gembel hanya terjadi di daerah Wonosobo dan sekitarnya, apakah faktor alam atau gmn. coz yg jauh dari Dieng juga ada… tidak hanya terjadi di daerah dataran tinggi Dieng yg hawanya emang sangat dingin.
Selamat pagi kang, maaf baru bisa bertandang blog walking, coz agak sibuk persiapkan tutup tahun alias nutup target. Selamat menjelang tutup tahun ya kang, acara ngonthel tahun baru ada nggak? salam buat keluarga yah
Rambut Gimbal ala Bob Marley dan Mbah Surip memang kurang bisa berkembang ngetrend-nya. Sebab untuk mempersiapkannya butuh waktu lama…. he he he ribettttt….!!!!
Tahun baru punya acara pa ngga Pak Zipoer. Kalau kita disini menggelar Jelajah Alam dengan sandi JALA WARSA PRATAMA 2010. Ngajak anak-anak menjelajahi hutan sambil belajar dan sekalian refreshing…
konon, gimbal itu membawa berkah… bahkan pemotongan gimbalnya pun harus dengan upacara adat dan pementasan wayang kulit… hehehe… betul begitu kan, Mister?… hehehe…
Hadir di pagi dingin untuk bertanya khabar kang Zipoer yang lama tidak bersilaturahmi. didoakan sihat dan bahagia selalu. Apa sibuk juga ya Kang.. sememangnya kondisi akhir tahun selalu menyibukkan kita termasuk saya. Salam takzim dan hormat dari saya di Sarikei, Sarawak.
ternyata mbah surip punya banyak hal yang dapat dikaitkan dengan sejarah. salut. kreativitas menulis yang baik.
wah saya jadi pgn ke tempat temen saya yg di wonosobo pak…
btw, numpang promosi ya pak : http:://sbpc.e2tc.org
silahkan ke Wonosobo mas
And mo ngucapin selamat berlibur tuk Kang Zipoer semoga tambah makmur …..
amin. Terima kasih atas perhatian dan do’anya kang Alwi
Waktu masih SMA saya sering ke Wonosobo kebetulan SMAnya di Magelang dan banyak teman di sana jadi dekat …. dan waktu KKN malah di Banjarnegara itu berdampingan dengan Wonosobo dan jangan lupa disana disamping Rambut Gimbal yang terkenal ada juga makanan yg ueeenaaakk yaitu Mie Ongklok ….. ueeenaaaakkk tenan … Mak Nyuzzzzz
sayang waktu ke sana ga sempet nyobain mie ongklok euy makasih informasi mie ongkloknya kang Alwi
Mas, apakah ini sudah sejak lama ? Saya waktu ke Dieng dulu sama sekali tidak memperhatikan orang berambut gimbal ini. Jadinya baru tahu banget. Trims sekali atas infonya.
Salam 🙂
Ritualnya dilakukan sudah cukup lama kang, tetapi itupun kalau ada yang memang akan melakukan pemotongan rambut gimbal
Jika ada warga setempat yang melahirkan anak, kemudian setelah 1 tahun diketahui anaknya memiliki rambut gimbal maka dia akan menyiapkan segala persyaratan untuk upacara itu asal jangan melebihi usia anak 7 Tahun. begitu kang. Mungkin sewaktu kang Yayat kesana memang belum ada anak berambut gimbal kang
beberapa kali saya pernah menyaksikan berita tentang upacara ini di televisi, namun tidak selengkap ini informasinya. terima kasih sekali mas zipoer… 😀
Mungkin pemahaman orang saat menyaksikan acara pemotongan rambut gimbal diperkirakan cukup seperti itu uda, tetapi kalau tulisan harus banyak yang diulas agar pemahamannya sama dengan hasil tayangan TV
Makasih uda
wah baru tau saia 😛
kan jadi tau, makanya sering sering BW bu
Dieng nya kampung mana Kang? saya pernah tinggal di Dieng selama dua bulan tapi tak menemukan wujud gimbal kecuali hanya konon ceritanya itupun tak menyebut dimana letak desanya
di kampung batu tulis Kecamatan Sindang Wonosoba pak Narno
pantesan Kang, saya tinggalnya di Pejawaran Kabupaten Banjarnegara dekat kawah Sikidang
oo, ga jauh dong kang
anak itu kenapa rambutnya jadi gimbal kayak gitu ya Mas ?
atau memang sudah terjadi dgn sendirinya ?
kalau memang begitu, aneh juga ya.
Pantaslah lalu banyak mitos ttg mereka , sekaligus ada upacara tertentu juga utk mereka.
Subhanallah, rahasia Allah swt memang tdk akan ada yg mengetahui.
Terima kasih Mas Zipoer utk sharingnya.
Salam.
sama-sama bunda
wah rambut saya gimbal juga,,
Berarti kesayangan nyi rorokidul ? 😛 😛
wakakakakak, kesayangan nyi roro kang, manstab euy
Wakaakkkaaakkk
Kang Dadang teaaaa…
🙂 🙂 🙂
Ikut ya Om..ke WonosoboTapi duluan saja lah ntar nyusul. 😛
bener ya kang
betul,saya kebetulan pernah nonton ulasanya di Metro kalau g salah..jadi ibaratnya anak2 itu anak2 yg “spesial”
sering disajikan oleh stasiun tv, menjadi anak-anak istimewa
Artikel yang tersaji, pantas mendapat pujian.
salam Taksim
terimakasih kang awan
awas hiber tuh irung na 😀
wah baru tau aqu bahwa rambut gimbal ada upacaranya….,
rambut gimbal memang unik di Dieng kang, kalau ada temen yang berambut gimbal main kesana bisa diomelin lho
Tahu, tapi blm pernah liat langsung, jadi pengen ke wonosobo 🙂
begitulah kang, terkadang kita ingin melihat secara dekat ya
terimakasih kang sudah berbagi
Mas, kan ada syarat kita harus penuhi keinginan si anak.
nah menurut yang mas tahu, keinginan paling gila apa? hehehe
pola pikir anak sana belum segila anak jakarta yang minta HP BB, paling disana minta kostum superman, boneka, mobil-mobilan, yang paling tinggi ya sepeda kang
Assalamu alaykum…
kumaha damang kang Batavusqu?
kebetulan saya berasal dari kota Winosobo, saya juga merasa heran dengan fenomena ini, kenapa rambut gimbal/gembel hanya terjadi di daerah Wonosobo dan sekitarnya, apakah faktor alam atau gmn. coz yg jauh dari Dieng juga ada… tidak hanya terjadi di daerah dataran tinggi Dieng yg hawanya emang sangat dingin.
Saya juga belum tahu kang Wallu’alam Bissowab
baru saja baca pengetahuan yg anyar tentang rambut gembel … hehe 😀 tnyata punya kisah yang unik … 😀
kunjungan pagi..
met liburan ya Pak..
lain daerah lain pula adat istiadatnya, memang Indonesia memiliki ragam budaya yang tdk dimiliki negara lain..
jadi inget mbak surip
Maap kalau jadi inget beliau, tapi terus terang saya juga kehilangan dengan mbah surip
Selamat pagi kang, maaf baru bisa bertandang blog walking, coz agak sibuk persiapkan tutup tahun alias nutup target. Selamat menjelang tutup tahun ya kang, acara ngonthel tahun baru ada nggak? salam buat keluarga yah
Tahun baru ada acara di Bumi Perkemahan Kota jeung,
Ok Nanti saya sampaikan salam juga ya buat bang Ben
Rambut Gimbal ala Bob Marley dan Mbah Surip memang kurang bisa berkembang ngetrend-nya. Sebab untuk mempersiapkannya butuh waktu lama…. he he he ribettttt….!!!!
Tahun baru punya acara pa ngga Pak Zipoer. Kalau kita disini menggelar Jelajah Alam dengan sandi JALA WARSA PRATAMA 2010. Ngajak anak-anak menjelajahi hutan sambil belajar dan sekalian refreshing…
Salam hangat dari ujung timur pulau Jawa…..
Saya rencana ngontel ke Bumi Perkemahan Kota sama temen temen ontel Depok
Terima kasih bang infonya. Saya betul-betul baru tahu. Negeri kita memang kaya dengan adat istiadat.
Salam buat keluarga.
sama-sama Pak
Rambut gimbal = rambut gembel ? Ah, sama ga ya ❓
Kalau rambut gembel sebagian saja
Tapi Rambut gimbal hampir menyeluruh
Rambut gimbal??
Jadi penasaran nih, koq bisa begitu ya ❓
konon, gimbal itu membawa berkah… bahkan pemotongan gimbalnya pun harus dengan upacara adat dan pementasan wayang kulit… hehehe… betul begitu kan, Mister?… hehehe…
sedj
fajar menyingsing, menyapa para sahabat di awal hari, hanya turut berharap kesuksesan menyertai kita hari ini, salam buat kang Poer beserta keluarga
Salam Persahabatan…
Saya baru tau ada perayaan upacara rambut gimbal…thanks banget nih info nya, kang…
Sudah lama tidak berkunjug
Dan sore ini mencoba melihat – lihat kabar tetangga sebelah…
ternyata masih tetap semangat tuk berbagi informasi…
makasih ilmunya…:-)
sore mengujungi saudara
ternyata lama tidak berkunjung banyak hal yang terlewatkan
semoga sobat dan saudaraku senantiasa mendapat perlindungan YME
betul memang banyak yang terlewatkan
bahkan komen saja di telam askismet
nah baru muncul rupanya kang zipoer
semoga saudaraku ini senantiasa shat dan dapat menjalankan aktifitas dengan baik
selamat menyambut tahun baru 2010
semoga kita masih dipersatukan dalam kehangatan persahabatan walau tangan belum sempat saling berjabatan
salam erat dan hangat dari pamekasan madura
untung rambut saya tidak gimbal
bisa dianggap pembawa petaka kang
Assalaamu’alaikum
Hadir di pagi dingin untuk bertanya khabar kang Zipoer yang lama tidak bersilaturahmi. didoakan sihat dan bahagia selalu. Apa sibuk juga ya Kang.. sememangnya kondisi akhir tahun selalu menyibukkan kita termasuk saya. Salam takzim dan hormat dari saya di Sarikei, Sarawak.
pernah lihat tentang ritual rambut gimbal di tv. tapi di sini lebih detail dan komplit..
Ping-balik: Tradisi Bayi Turun Tanah 4 « Batavusqu
Ping-balik: Tradisi Bayi Turun Tanah 5 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Ada Kutu di Wordpress « Batavusqu
Ping-balik: Kata Orang Kutu Bikin Gatel « Batavusqu
Ping-balik: 9 Hari Pertama PATAS 2010 « Batavusqu
Ping-balik: Pengantar Puasa Senin Kamis « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 1 « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 2 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 2 « Batavusqu
Ping-balik: Ritual Puasa Senin Kamis 3 (habis) « Batavusqu
Ping-balik: KutuBacaBuku di Batavusqu « Batavusqu
Ping-balik: Informasi Senjata, Gratisss ! « Batavusqu
Ping-balik: Golok bukan go! Blog « Batavusqu
Ping-balik: Kujang; Ajimat Raja Pasundan « Batavusqu
Ping-balik: Artikel Terunik Pertama Leysbook « Batavusqu
Ping-balik: Artikel Terunik Pertama Di Leysbook « Batavusqu
Ping-balik: Rencong Milik Aceh « Batavusqu
Ping-balik: Kode Etik Nara Blog (Blogger) « Batavusqu
Ping-balik: Celurit di mata Carok « Batavusqu
Ping-balik: Hadiah Terunik Akhirnya Terbit « Batavusqu
Ping-balik: Ceria bersama Si Bungsu « Batavusqu
Ping-balik: Gerbang Baru Mulai Terbuka « Batavusqu
Ping-balik: Kemeriahan Humberqu « Batavusqu
Ping-balik: Berburu Dengan Sumpit « Batavusqu
Ping-balik: Humberqu Jilid 1 « Batavusqu
Ping-balik: 3 Hari yang tertinggal « Batavusqu
Ping-balik: Jambore Bersama Bhirawa « Batavusqu
Ping-balik: Risalah Untuk Rusma « Batavusqu
Ping-balik: Humberqu Jilid 2 « Batavusqu
Ping-balik: Ayoo gerakkan tubuh sambut pagi ceria « Batavusqu
Ping-balik: Tradisi Aruh Baharin 1 « Batavusqu
Ping-balik: Aruh Baharin 2 (habis) « Batavusqu
Ping-balik: Permohonan Maap « Batavusqu
Ping-balik: Nilai-nilai Budaya Makassar 1 « Batavusqu
Ping-balik: Nilai-nilai budaya Makassar 2 « Batavusqu
Ping-balik: Nilai-nilai Budaya Makassar 3 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner khas Makassar 1 « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 2 « Batavusqu
Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 3 (end) « Batavusqu
Ping-balik: Peduli Sahabat « Batavusqu
Ping-balik: Tali Asih dari Pakde Cholik « Batavusqu
Ping-balik: Penghuni Cempaka Mas Teler « Batavusqu
Ping-balik: Kupersembahkan untuk yang paling Sedjatee « Batavusqu
Ping-balik: Mengenang 64 Tahun Bandung Lautan Api « Batavusqu
Ping-balik: Jail ko tega sih « Batavusqu
Ping-balik: Mari Matikan Lampu Selama 60 Menit « Batavusqu
Ping-balik: Jakarta Kota Air (Bagian 2) habis « Batavusqu
Ping-balik: 3 Fasilitas Yang Mengganggu « Batavusqu
Ping-balik: Juri dapat cindra mata « Batavusqu
kebetulan di desa saya jga ada ,kirain jarang mandi 🙂
Komentar Anda sedang menunggu moderasi.
kebetulan di desa saya jga ada ,kirain jarang mandi
Ping-balik: Upacara Adat Pasola Sumba1 « Batavusqu
Ping-balik: Upacara Adat Pasola Sumba2 « Batavusqu
Ping-balik: Upacara Adat Bau Nyale1 « Batavusqu
Ping-balik: Upacara Adat Bau Nyale2 « Batavusqu
Ping-balik: Upacara adat tiwah « Batavusqu
Ping-balik: Upacara adat Molonthalo1 « Batavusqu
Ping-balik: Upacara adat Molonthalo2 « Batavusqu
Ping-balik: Upacara adat Mappassili « Batavusqu
Ping-balik: Upacara adat Mandi Tian Mandaring « Batavusqu
Ping-balik: Upacara adat 7 bulanan di Aceh « Batavusqu
Ping-balik: Upacara Adat Tingkeban « Batavusqu
Ping-balik: Upacara adat Mitoni « Batavusqu