Rabu, 24 Maret 2010
Salam Takzim Batavusqu
Sahabat dan pembaca Batavusqu
Peristiwa “Bandung Lautan Api” merupakan suatu rangkaian peristiwa sejarah yang terjadi pada suatu hari di tanggal 23 Maret 1946, dalam waktu tujuh jam sekitar 200.000 penduduk Bandung mengukir sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka lalu meninggalkan kota menuju pegunungan di selatan kota Bandung, dan beberapa tahun kemudian lagu “Halo-halo Bandung” ditulis untuk melambangkan emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota tercinta yang telah menjadi Lautan Api.
Selasa malam untuk mengenang 64 Tahun Bandung Lautan Api, ribuan masyarakat dari berbagai profesi melakukan pawai obor malam.
Longmarch yang mengambil start dari Tugu Bandung Lautan Api di Lapangan Tegalega sekitar pukul 17.30 WIB dilanjutkan dengan menyusuri jalur utama Kota Bandung yakni Jalan RA Kartini – Alun Alun Bandung – Banceuy – Naripan – Braga dan finish di Balaikota Jalan Wastukencana Kota Bandung.
Hujan rintik-rintik yang mengguyur Kota Kembang yang turun sejak Selasa sore, tak menjadi pengahalang bagi para remaja tingkat SMP dan SMA di Kota Bandung itu untuk mengikuti longmarch sejauh lima kilometer dengan membawa obor.
Selain menenteng obor, para peserta itu membawa poster yang bertuliskan moto perjuangan, selain menggunakan atribut atribut kepemudaan dan pelajar mereka sebagian juga mengenakan pakaian tradisional khas pada masa perjuangan.
Peserta pria menggunakan celana kompang hitam-hitam dan pakai ikat kepala, sedangkan peserta perempuan mengenakan kebaya dengan terusan kain selutut.
Siiringi tabuhan drumband, para remaja Kota Kembang itu menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti Halo Halo Bandung, Maju Tak Gentar serta yang lainnya dengan menerobos hujan rintik-rintik yang membasahi tubuh dan pakaian mereka.
Pawai yang digelar tanggal 23 Maret setiap tahunnya itu dilakukan untuk memperingati peristiwa heroik Bandung Lautan Api yang terjadi 64 tahun lalu atau tepatnya saat pembumi hangusan Kota Bandung oleh para pejuang pada Maret 1946.
Kegiatan tersebut merupakan upaya Pemkot Bandung menanamkan sikap patriotik dan sarana untuk menghidupkan semangat perjuangan masyarakat Kota Bandung. Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan peristiwa yang melatar belakangi terciptanya lagu “Halo Halo Bandung”.
Tidak hanya menggelar pawai obor, Pemkot Bandung sebagai juga menggelar ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra Kota Bandung.
Pemkot Bandung juga menjadikan pawai obor Bandung Lautan Api yang rutin digelar setiap tahun itu menjadi salah satu wisata sejarah di Kota Kembang.
Salah satu upayanya antara lain dengan melakukan pemeliharaan situs-situs Bandung Lautan Api yang saat ini masih banyak yang belum terawat. Salah satunya karena ketidak tahuan warga Kota Bandung terhadap situs yang sebenarnya memiliki latar belakang sejarah yang heroik.
“Saya baru kali ini mengikuti pawai obor Bandung Lautan Api ini, setelah browsing di internet, ternyata Kota Bandung memiliki sejarah yang begitu heroik dan membanggakan bagi kami generasi muda kota ini,” kata Fauzan, anggota Pramuka dari SMA Pasundan 2 Bandung.
Menurut Fauzan, keikutsertaan menjadi peserta pawai obor itu bukan sekedar hura-hura, namun sepanjang jalan yang dilewati bisa merenungkan peristiwa Bandung Lautan Api yakni pada saat pemuda Bandung melakukan bumi hangus bangunan-bangunan di Bandung karena tidak rela dikuasai oleh tentara Belanda yang saat itu kembali masuk ke Kota Bandung.
———————————————————————————————————————————————
Salam Takzim Batavusqu
|warisan Telukabessy|1 Suro di Cirebon||1 Suro di Tuban|Kado|Gunung Kemukus|Rambu Solo|Hari Ibu|Ritual Ngaben|Ritual Gimbal|Natal|Natal Tante Alexa|Zipoer7 VS Batavusqu|Tradisi Bayi Turun Tanah 1|Tradisi Bayi Turun Tanah 2|Tradisi Bayi Turun Tanah 3|Tradisi Bayi Turun Tanah 4||Tradisi Bayi Turun Tanah 5|Ada kutu di WordPress|Kutu Bikin Gatel|9 Hari Pertama|Pengantar Puasa Senin Kamis|Ritual Puasa Senin Kamis 1|Ritual Puasa Senin Kamis 2|Ritual Puasa Senin Kamis 3 (habis)|KutuBacaBuku Di Batavusqu|Informasi Senjata Gratisss|Golok bukan Go! Blog|Kujang; Ajimat Raja Pasundan|Artikel Terunik Pertama Di Leysbook|Rencong Milik Aceh|Kode Etik Blogger|Celurit di mata Carok|Hadiah Terunik akhirnya Terbit|Ceria bersama si bungsu|Gerbang Baru Mulai Terbuka|Kemeriahan Humberqu|Berburu dengan Sumpit|Humberqu jilid 1|3 hari yang tertinggal|Jambore bersama Bhirawa|Risalah Untuk Rusma|Humberqu Jilid 2|Ayoo olah raga|Aruh Baharin 1|Aruh Baharin 2|Nilai Budaya Makassar 1|Nilai Budaya Makassar 2| Peringatan Maulid Nabi|Nilai Budaya Makassar 3|Wisata Kuliner 1|Wisata Kuliner 2|Reportase perjalanan ke Lampung|Peduli Sahabat|Tali Asih dar Pakde|Penghuni Cempaka Mas Teler|Kupersembahkan untuk yang paling sedjatee|Tali Asih Kopdar|
mengamankan yang pertama dulu..
entar balik lagi.
Salam Taksim.
sip bang, memang ga ada duanya deh
Aku baru tau tepat tentang peristiwa ini.
makasih banyak kang.
Sama sama kang, terimakasih juga telah hadir selalu disetiap karya saya
baru tau mas, ada pawai obor bandung lautan api. semoga situsnya tersosialisasi dengan baik dan juga bisa terawat dengan baik
salam dan selamat untuk pertama sekali mengikuti pawainya. pasti pengalaman yang luar biasa
yang menyatakan pertama kali itu fauzan mbak bukan saya, terima kasih mbak Lely atas warnanya
(maaf) izin mengamankan KELIMAAAXXXZ dulu. Boleh kan?!
Jejak sejarah yang banyak terlupakan oleh kita-kita yang muda. Salut buat kang Zipoer yang mau mengingatkan kita semua.
Terima kasih kang, memang sudah seharusnya kita sebagai generasi tetap menjaga sejarah kang. Warnanya berkilau kang terimakasih
Merdeka!!! hahaha…
Baru tau nich tentang peristiwa ini. Makasih untuk sharingnya…
Merdek juga bang
64 taun…
Sudah lama juga ya
Kalau pakai gas LPJ dan nyala sampai sekarang, berapa kg LPJ ya???
wah kalau suruh menghitung saya paling ga bisa pak, terimakasih pak atas kujungannya
semangat Bandung lautan api,,, mari kita gelorakan dalam berkarya …
Mari bang dengan karya yang sesuai dengan kemampuan ya, jangan dipaksakan. Terimakasih kang atas warnanya
long marc sampe lima kilo. kuat emanknya ya…..
Kuat lah, tapi banyak juga yang pingsan kang
terimakasih Mas Isro.
bunda jadi tau detailnya ttg peristiwa Bandung Lautan Api ini,
dan setuju sekali segera membenahi dan memsosialisasikan situs2 yg berhubungan dgn sejarah tsb.
salam hangat utk keluarga
semoga selalu sehat
salam
sama sama bunda, trims juga atas doanya bunda semoga bunda dan keluarga juga demikian
maaf-maaf-maaf-maaf…
beribu maaf saya haturkan kepada bang zipoer…
kemarin, tepatnya hari rabu, saya dan teman-teman yang tergabung dalam sahabat kota mengadakan rangkaian kegiatan RAbu Belajar tentang Bandung Lautan Api di selasar sunaryo. Saya lupa mengajak bang Zipoer nih.
acaranya ada nonton film peristiwa BLA baik versi Indonesia maupun propaganda dari pihak Dutch. Setelah itu diskusi dengan nenek-nenek pelaku sejarah BLA.
BUkan sekedar nenek biasa, mereka (ibu Tuti dan Ibu Sartje) turut berjuang mengangkat senjata dan tergabung dalam organisasi LASWI yang punya Arti Laskar Wanita Indonesias.
beribu maaf bang Zipoer.
sebagian repostase kegiatan bisa dilihat di bawah ini.
http://sosbud.kompasiana.com/2010/03/24/bandung-lautan-api-di-selasar-sunaryo/
atau bisa juga lihat liputannya di STV one tune HAde pada hari jumat (26/03) pukul 7 malam.
beribu maaf.
Bandung kan selalu ku kenang…
Iya kang sayang saya gak terima undangannya. tetapi informasinya sudah menjafikan pengganti kang, terimakasih sudah berbagi
Masya Alloh, keren acaranya pastinya..dan p\hikmat..tapi pa ga pada capek ya..?
Capek juga sih, namun inikan sebuah hal yang baik dan sebagai tanda cintanya kepada negeri ini kang. Tanks atas warnanya kang Dasir
salam kenal.
blog.a sudah maju pesat
Terima kasih
Ping-balik: Jail ko tega sih « Batavusqu
Ping-balik: Mari Matikan Lampu Selama 60 Menit « Batavusqu
Bandoeng laoetan api tinggal kenangan
Sekarang sih Bandoeng laoetan ketek
Tambah panas, djadi geraaaaaaaaaah !!!
Pake badjoe / kaos tanpa lengan euj
“jas merah”
hehehe,,smoga smangat tuk mengisi kemerdekaan
bai negeri ini bisa tumbuh dgn baik…
salam hangat, dari blog sebelah… 😀