Nilai-nilai Budaya Makassar 3 (end)

Sabtu, 27 Pebruari 2010

Salam Takzim

Sahabat dan pembaca batavusqu yang berbahagia

Benteng Fort Rotterdam

Diakhir kunjungan batavusqu ke makassar, sesempat badan berakhir di benteng Fort Rotterdam, jangan membayangkan lokasi benteng ini berada jauh diluar kota, dan kita harus menghabiskan waktu sekian jam untuk duduk dimobil berkecepatan tinggi, karena lokasi benteng ini terletak didalam kota Makassar sehingga cukup mudah untuk mencapainya. Benteng dengan halaman seluas dua kali Museum Fatahilah Jakarta ini letaknya didepan pelabuhan laut kota Makasar atau ditengah pusat perdagangan sentral kota. Dari tempat menginap batavusqu perjalanan hanya memakan waktu 15 menit saja.

Fort Rotterdam yang juga akrab disebut dengan benteng Makassar ini akan mudah dikenali karena sangat mencolok dengan arsitektur era 1600 an yang berbeda dengan rumah dan kantor diseputarnya. di Bagian depannya berdiri kokoh patung Sultan hassanuddin menunggang kuda putih, dan bila kita bertanya benteng ini kepada penduduk sekitar akan dengan mudah kita mendapat jawabannya.  Dari ketinggian, bentuk benteng seperti bentuk totem penyu yang bersiap hendak masuk kedalam pantai.

Fort Rotterdam Makassar Memasuki pintu utamanya yg berukuran kecil, kita akan segera disergap oleh nuansa masa lalu. Tembok yang tebal sangat kokoh, pintu kayu, gerendel kuno, akan terlihat jelas. Masuk ke benteng sebetulnya tidak dipungut bayaran, karena area didalam benteng tidak dijadikan museum cagar budaya yg kosong melompong. Benteng Rotterdam dijadikan kantor pemerintah yakni Pusat Kebudayaan Makassar, sehingga suasana seram yang biasa kita jumpai dilokasi tua semacam ini tidak begitu kental karena masih dijumpai manusia berseliweran kian kemari. Karena area ini dipakai sebagai kantor, sehingga kebersihan dan kerapihan lingkungan disana masih terawat cukup baik.

Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X yakni Tunipallangga Ulaweng. Bahan baku awal benteng adalah tembok batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering. Bangunan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja dan keluarga menetap didalamnya. Ketika berpindah pada masa raja Gowa ke XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang berwarna hitam keras.

Fort Rotterdam Makassar Kehadiran Belanda yang menguasai area seputar banda dan maluku, lantas menjadikan Belanda memutuskan untuk menaklukan Gowa agar armada dagang VOC dapat dengan mudah masuk dan merapat disini. Sejak tahun 1666 pecahlah perang pertama antara raja Gowa yang berkuasa didalam benteng tersebut dengan penguasa belanda Speelman. Setahun lebih benteng digempur oleh Belanda dibantu oleh pasukan sewaan dari Maluku, hingga akhirnya kekuasaan raja Gowa disana berakhir. Seisi benteng porak poranda, rumah raja didalamnya hancur dibakar oleh tentara musuh. Kekalahan ini membuat Belanda memaksa raja menandatangani “perjanjian Bongaya” pada 18 Nov 1667.

Dikemudian hari Speelman memutuskan utk menetap disana dengan membangun kembali dan menata bangunan disitu agar disesuaikan dengan kebutuhan dalam selera arsitektur Belanda. Bentuk awal yg mirip persegi panjang kotak dikelilingi oleh lima bastion, berubah mendapat tambahan satu bastion lagi di sisi barat. Nama benteng diubah pula menjadi Fort Rotterdam, tempat kelahiran Gub Jend Belanda Cornelis Speelman.

Fort Rotterdam Makassar Salah satu obyek wisata yang terkenal disini selain melihat benteng, adalah menjenguk ruang tahanan sempit Pangeran Diponegoro saat dibuang oleh Belanda sejak tertangkap ditanah Jawa. Perang Diponegoro yg berkobar diantara tahun 1825-1830 berakhir dengan dijebaknya Pangeran Diponegoro oleh Belanda saat mengikuti perundingan damai. Diponegoro kemudian ditangkap dan dibuang ke Menado, lantas tahun 1834 ia dipindahkan ke Fort Rotterdam. Dia seorang diri ditempatkan didalam sebuah sel penjara yang berdinding melengkung dan amat kokoh. Diruang itu ia disedikana sebuah kamar kosong beserta pelengkap hidup lainnya seperti peralatan shalat, alquran, dan tempat tidur. Banyak kemudian yang meyakini bahwa Diponegoro wafat di Makassar, lalu ia dikuburkan disitu juga. Tapi ada pendapat lain mengatakan, mayat Diponegoro tidak ada di Makassar. Begitu ia wafat Belanda memindah ia ketempat rahasia agar tidak memicu letupan diantara pengikut fanatiknya di Jawa atau disitu.

Kini Benteng ini dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan Museum Lagaligo yang berada dalam benteng ini, dibawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Sahabat dan pembaca batavusqu yang berbudi..

Sebenarnya masih banyak tempat, tempat yang memiliki nilai nilai budaya di Makassar seperti, arsitektur Masjid Al-Markaz, Musium Mandala, Nuansa Pelabuhan Paotere, reflika perahu phinisi, Benteng Somba Opu, komplek makam raja-raja Tello, kelenteng Ibu Agung Bahari.

Diakhir perjalanan bertugas yang memang hanya menyisakan 2 sabtu batavusqu tak dapat berbuat banyak, mungkin di perjalanan tugas mendatang akan ada waktu panjang, untuk  mengupas tuntas nilai-nilai budaya di kota Makassar. Bagi sahabat yang senang dengan wisata kuliner insya Allah dengan judul postingan mendatang batavusqu mampu menyajikan makanan khas Makassar.

Seperti sebelumnya disaji bukan untuk dipuji apalagi dihina, namun hanya untuk diketahui
—————————————————————————————————————————————-

Salam Takzim Batavusqu

|warisan Telukabessy|1 Suro di Cirebon||1 Suro di Tuban|Kado|Gunung Kemukus|Rambu Solo|Hari Ibu|Ritual Ngaben|Ritual Gimbal|Natal|Natal Tante Alexa|Zipoer7 VS Batavusqu|Tradisi Bayi Turun Tanah 1|Tradisi Bayi Turun Tanah 2|Tradisi Bayi Turun Tanah 3|Tradisi Bayi Turun Tanah 4||Tradisi Bayi Turun Tanah 5|Ada kutu di WordPress|Kutu Bikin Gatel|9 Hari Pertama|Pengantar Puasa Senin Kamis|Ritual Puasa Senin Kamis 1|Ritual Puasa Senin Kamis 2|Ritual Puasa Senin Kamis 3 (habis)|KutuBacaBuku Di Batavusqu|Informasi Senjata Gratisss|Golok bukan Go! Blog|Kujang; Ajimat Raja Pasundan|Artikel Terunik Pertama Di Leysbook|Rencong Milik Aceh|Kode Etik Blogger|Celurit di mata Carok|Hadiah Terunik akhirnya Terbit|Ceria bersama si bungsu|Gerbang Baru Mulai Terbuka|Kemeriahan Humberqu|Berburu dengan Sumpit|Humberqu jilid 1|3 hari yang tertinggal|Jambore bersama Bhirawa|Risalah Untuk Rusma|Humberqu Jilid 2|Ayoo olah raga|Aruh Baharin 1|Aruh Baharin 2|Nilai Budaya Makassar 1|Nilai Budaya Makassar 2| Peringatan Maulid Nabi|

61 pemikiran pada “Nilai-nilai Budaya Makassar 3 (end)

        1. Alhamdulillah kalau sudah sampai bang paketnya, saya sudah komplain ke ZNE hari kamis lalu, katanya terkirim agak lambat, kalau kata sahabat saya mungkin nunggu barengan bang. hehehe mungkin paket yang Soppeng baru ada temennya hari Senin bang.
          Oh Iya selamat menghuni Metrolisa bang semoga makin sukses baik di maya maupun di alam nyata bang

  1. citromduro

    assalamualaikum
    menyapa kang zipoer dari pamekasan madura
    ini oleh-oleh dari makasar kang
    beraneka ragam budaya di negeri ini

  2. Maaf baru berkunjung MAs …
    wah selain oleh-oleh artikel juga dari makasar ada oleh2 buat saya.
    Terima kasih kirimannya sudah sampe.
    Trims.
    Salam hangat selalu 🙂

  3. sedjatee

    lama tak berkunjung, Mister…
    tulisan yang menarik..
    jadi trenyuh, ada makam Pangeran Diponegoro disitu..
    salam sukses…

    sedj

  4. senangnya yang baru jalan jalan, ini dia yang ditunggu tunggu oleh olehnya, ciri khas angin mamiri. foto pantai Losari ada juga nggak kang? musim buah apa nih disana?

  5. Ping-balik: Wisata Kuliner khas Makassar 1 « Batavusqu

  6. Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 2 « Batavusqu

  7. Ping-balik: Wisata Kuliner Khas Makassar 3 (end) « Batavusqu

  8. penuturan yg lengkap sekali dgn gaya yang enak dibaca , sehingga kita serasa dapat menyaksikan langsung.
    tulisan2 seperti ini memang harus ada yg membuatnya, agar kita lebih mengenal daerah2 lainnya di nusantara.
    terima kasih utk infonya Mas.
    salam hangat utk keluarga.
    semoga selalu sehat.
    salam.

  9. Ping-balik: Best Of The Best Artist In The World | CiTrO uNiK

  10. Ping-balik: Peduli Sahabat « Batavusqu

  11. Ping-balik: Tali Asih dari Pakde Cholik « Batavusqu

  12. Ping-balik: Penghuni Cempaka Mas Teler « Batavusqu

  13. Ping-balik: Kupersembahkan untuk yang paling Sedjatee « Batavusqu

  14. Ping-balik: Mengenang 64 Tahun Bandung Lautan Api « Batavusqu

  15. Ping-balik: Jail ko tega sih « Batavusqu

  16. Ping-balik: Mari Matikan Lampu Selama 60 Menit « Batavusqu

  17. Ping-balik: Jakarta Kota Air (Bagian 2) habis « Batavusqu

  18. Ping-balik: 3 Fasilitas Yang Mengganggu « Batavusqu

  19. Ping-balik: Juri dapat cindra mata « Batavusqu

Tinggalkan Balasan ke Batavusqu Batalkan balasan